REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Naik kapal feri di Selat Sunda mencekik kantong penumpang kelas ekonomi. Meski sudah bayar karcis menyeberang Pelabuhan Merak (Banten) - Bakauheni (Lampung), di dalam kapal masih dikutip uang kembali.
Penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Jagantara, misalnya, mengeluhkan oknum dan fasilitas kapal yang tidak layak kepada konsumennya. Berlayar dari Merak - Bakauheni, semunya harus mengganti dengan rupiah yang melambung.
Suyitno, penumpang KMP Jagantara, warga Palembang yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni, menuturkan selain tempat duduk kapal terbatas, penumpang yang berada di tempat lain, seperti lesehan dikenakan biaya tambahan Rp 8.000 per orang, dan jika menggunakan bantal dikenakan biaya lagi Rp 3.000, totalnya Rp 11 ribu.
Ia juga mengeluhkan mahalnya harga makanan dan minuman yang sengaja dinaikkan mencapai 500-1.000 persen dari harga normal. Air mineral ukuran sedang, misalnya dijual awak kapal Rp 10 ribu, padahal harga eceran Rp 2.000. Harga mi instan dijual Rp 15-20 ribu, padahal cuma Rp 5.000 per cup.
"Tempat lesehan itu memakan sebagian ruangan kapal, yang harusnya untuk fasilitas penumpang, tapi harus bayar. Sementara naik kapal sudah bayar, tapi tidak disiapkan apa-apa," kata Suyitno.
Menurut dia, kapal ini jelas melanggar hak konsumen, ini upaya pembodohan masyarakat, dan mengam"bil keuntungan. Pemerintah harus beri sanksi, bila perlu cabut izin operasi kapal," kata Suyitno kesal.