REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sekitar 2,8 juta warga lanjut usia (lansia) di Indonesia masih terlantar, sehingga memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.
"Di Sulteng sendiri saya dengar ada sekitar 118 ribu langsia," kata Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri di sela-sela kunjungan kerja ke salah satu panti di Palu, Sabtu (14/12).
Mensos menyebut, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini mencoba memberikan perhatian dan penanganan serius kepada para penyandang masalah sosial, termasuk lansia dan jompo di Sulteng.
Berbagai program telah dilakukan Kementerian Sosial dalam menangani masalah-masalah sosial di tengah masyarakat. "Ini membuktikan bahwa pemerintah sangat peduli dengan kalangan lansia yang ada di daerah-daerah," kata Mensos.
Menurut Mensos, sangatlah tidak adil jika pemerintah tidak memperhatikan para penyandang masalah sosial di negara ini.
Bagaimanapun pemerintah wajib untuk memelihara para lansia, karena itu sudah diatur pula dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. "Negara tidak mungkin membiarkan lansia terlantar," kata politikus dari PKS ini.
Tetapi, karena alokasi anggaran juga terbatas, makanya pembinaan terhadap para penyandang masalah sosial di tanah air dilakukan bertahap, dan disesuaikan pula dengan ketersediaan anggaran.
Pemerintah pusat, kata Mensos, tidak mungkin secepatnya mengatasi permasalahan sosial di masyarakat. Semua komponen bangsa,termasuk kalangan usaha dan masyarakat harus ikut peduli.
"Tanpa partisipasi dan dukungan dari masyarakat, tentu program-program yang diluncurkan pemerintah untuk kepentingan dan pemberdayaan para penyandang masalah sosial di dalam negeri tidak akan berhasil sesuai harapan," ujar mensos.
Dikatakan Mensos, di Sulteng baru ada dua panti lansia dan jompo yaitu satu di Tentena, Kabupaten Poso menampung sekitar 100 orang dan Palu satu panti lansia baru menampung 15 orang lansia.
Khusus Panti yang ada di Tentena itu dikelolah Dinas Sosial, sementara Panti di Palu yakni Panti Sosial Tresna Werda itu yang mengelola masyarakat.
"Saya bangga pimpinan panti ini adalah seorang anak muda yang sangat peduli dengan para penyandang masalah sosial," katanya.
Menurut dia, jarang sekali ada anak muda yang mau mengabdikan dirinya untuk mengurus dan membina para lansia. Dalam kunjungannya ke Panti itu,Mensos saloim Segaf juga menyerahkan bantuan sebesar Rp 90 juta untuk sarana prasana panti dan juga kebutuhan lainnya.
Mensos Salim Segaf berharap bantuan yang tidak seberapa jumlahnya itu dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Ketua Yayasan Panti Tresna Werda Palu, Sabrin O Ladongi mengatakan panti itu mulai beroperasi 1 Januari 2013 dengan menampung 38 anak yatim dan 15 lansia. Tetapi jumlah seluruh lansia yang dibina, termasuk di luar panti ada sekitar 200 orang.