REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) memperkirakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan sulit untuk lolos ambang batas parlemen pada pemilu mendatang setelah dihantam kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaaq.
Dikatakan, kasus tersebut dapat memengaruhi konstituen untuk menjatuhkan pilihan. "Pemberitaannya kuat. Sangat mempengaruhi preferensi," kata Direktur Eksekutif SSS, Ari Nurcahyo, Kamis (12/12).
Dari hasil kajian SSS, hanya sekitar enam partai yang bisa lolos ke Senayan pada pemilu 2014. PKS bersama Hanura, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Nasdem dinilai akan gagal menembus ambang batas. Dua partai lainnya, Partai Bulan Bintang (PBB) dan PKPI bahkan hanya mempunyai elektabilitas di bawah satu persen.
Mengenai PAN, Ari menilai, hampir semua hasil survei menunjukkan perolehan suara yang kecil. Ini karena PAN tidak lagi memiliki figur sentral, seperti halnya Amien Rais.
Sementara sejarah politik Indonesia, menurut dia, selalu berdasarkan tokoh. "Hatta Rajasa kurang bisa mengerek (suara untuk) partai," kata dia
Menurut Ari, persoalan figur juga melanda Nasdem. Ia mengatakan, Surya Paloh sebagai ketua umum belum mengakar kuat. Sehingga, figurnya belum bisa mendongkrak suara partai.
Sedangkan mengenai Hanura, ia menilai, pencitraan berlebihan pasangan Wiranto-Harry Tanoe, melalui media bisa menimbulkan antipati publik.
Diakuinya, hipotesis sekatang ini masih dapat berubah dengan melihat kondisi politik yang masih cair. Apalagi, dari kajian hasil survei menunjukkan masih ada 22,13 persen pemilih yang belum tahu mana partai yang akan dipilihnya. Ceruk itu masih dapat diperebutkan. "Ada peluang untuk mendapatkan suara lebih," kata dia.