REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyatakan bahwa tahun 2013ini Indonesia tidak akan impor beras. Perum Bulog sebagai pihak yang ditugasi mengurusi beras berhasil mencukupi kebutuhan beras nasional hinga akhir tahun.
Namun kesuksesan menyediakan beras oleh Bulog diikuti masalah lain. Kini gudang Bulog sesak dipenuhi oleh beras yang sangat berlebih. Akibatnya sebagian beras menurun kualitasnya. "Tapi ini masalah yang lebih gampang diatasi dibandingkan kurang beras," katanya dalam Forum Group Discussion di Hotel Puri Denpasar, Rabu (11/12).
Salah satu cara yang hendak dicoba untuk mengatasi persoalan ini yaitu dengan cara menyimpan gabah. Cara ini dikatakan akan menunda penurunan kualitas. Meskipun demikian, petani lebih suka menjual beras karena bisa mendapatkan dedak untuk bahan pakan ternak ayam. Selain itu menjual beras juga lebih praktis dan harganya lebih mahal daripada gabah.
Direktur Utama Perum Bulog, Sutaro Alimoeso mengatakan bahwa hingga siang ini beras di gudang Bulog mencapai 2 juta 133 ribu ton. Adapun Bulog membeli beras petani dengan harga Rp 8.200 hingga Rp 8.300 per kilogram. "Saya kira sudah waktunya HPP beras dan kedelai diperbincangkan lagi, ini mengingat semua harga memang sudah naik," katanya.
Saat ini total jumlah beras yang telah dibeli Bulog mencapai 3 juta 453 ribu ton dengan anggaran sekitar Rp 20 triliun. Dalam kondisi normal, posisi ketersediaan Bulog diperkirakan cukup untuk delapan bulan ke depan.
Apabila jumlah produksi ini dapat dipertahankan di tahun-tahun mendatang, maka Indonesia bisa bersiap untuk impor beras. Namun saat ini pemerintah harus fokus mencapai surplus beras 10 persen.