REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Seratusan siswa SDN 120 terpaksa mengikuti ujian semester di sebuah gudang tua akibat sekolah mereka tergenang banjir di Jalan Pesisir Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru. "Kami terpaksa menggelar ujian di gudang ini karena banjir sudah tinggi menggenangi ruang kelas," kata Kelapa Sekolah SDN 120, Rusmaidah, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan belajar-mengajar sudah sejak Sabtu lalu (7/12) dipindahkan ke gudang tua tersebut. Banjir akibat meluapnya Sungai Siak menggenangi permukiman warga dan sekolah hingga setinggi setengah meter. "Kondisi banjir ini adalah yang terparah sejak 2008, karena biasanya air hanya menggenai halaman," ujarnya.
Gudang tua tersebut merupakan bekas pabrik pengolahan kayu. Kondisinya terlihat memprihatinkan karena tanpa lampu juga meja dan kursi, sehingga siswa terpaksa duduk dilantai semen yang dilapisi tikar. Ada dua gudang yang digunakan untuk menampung 170 murid selama ujian, dan dua ruangan itu tidak lagi memiliki pintu dan jendela bahkan dindingnya juga tidak lengkap lagi.
Untungnya lokasi gudang tersebut cukup tinggi sehingga tidak terkena banjir. "Siswa sangat semangat untuk belajar, tidak mau diliburkan. Orang tua juga mendukung ini," katanya.
Karena tingginya minta belajar, ia mengatakan hampir seluruh siswa dengan semangat ikut ujian. Mereka juga tidak mengeluh karena terpaksa ujian di tengah keterbatasan fasilitas. "Hanya satu siswa yang tidak ikut ujian karena sakit," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah membantu meningkatkan fasilitas sekolah agar siswa bisa tetap bisa belajar saat banjir. Bantuan yang sangat diharapkan adalah agar bangunan sekolah bisa ditingkatkan, dan akses jalan menuju sekolah ditinggikan.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT yang sempat meninjau lokasi sekolah darurat itu mengaku sangat takjub melihat semangat pihak sekolah dan siswa yang tetap mau ujian di tengah banjir. Padahal, ia mengatakan pemerintah tidak memaksakan apabila ada sekolah yang meliburkan siswa apabila ruangan kelas tidak bisa digunakan karena tergenang air. "Saya ucapkan terima kasih karena mereka tetap semangat dan tidak terganggu kondisi alam," ujar Firdaus.