Selasa 10 Dec 2013 14:53 WIB

KAI Klaim Kereta Tragedi Bintaro Dilengkapi Pemecah Kaca

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Mansyur Faqih
 Tim Labfor melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan kereta api listrik dengan truk tangki di perlintasan kereta di Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Selasa (10/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Tim Labfor melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan kereta api listrik dengan truk tangki di perlintasan kereta di Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Selasa (10/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kepala DOPS 1 Jakarta Heru Isnadi mengatakan, prosedur keselamatan di dalam gerbong kereta yang mengalami kecelakaan, Senin (9/12), sudah sesuai standar. Misalnya, ada pemecah kaca di dalam gerbong untuk melarikan diri jika ada kebakaran. 

Namun, kesaksian berbeda dilontarkan Ibu Neng, salah satu korban kecelakaan kereta KA 1131 CL yang ketika itu berada di gerbong satu. Ibu Neng selamat karena ada sebatang kayu yang masuk dari jendela yang ternyata disodorkan warga yang ingin menyelamatkan penumpang. Neng pun memegang kayu tersebut dan warga menarik dia keluar dari jendela.

Neng mengatakan, setelah benturan keras terjadi, api sudah berkobar dan asap sudah memenuhi gerbong. Laki-laki yang ada didekatnya pun berusaha memecahkan kaca dengan tangan. Ia mengaku tidak ada yang menggunakan kapak untuk memecahkan kaca. Malah, kaca baru bisa dipecahkan warga untuk menolong penumpang.

Saat ini, polisi dan sejumlah penanggung jawab dari PT KAI masih di lokasi kejadian untuk melihat rekonstruksi terjadinya kecelakaan. "Nanti itu masuk dalam pemeriksaan juga, segera," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Selasa (10/12).

Rekonstruksi didahulukan untuk mengetahui kejadian pasti kecelakaan. Dari sini bisa dilihat apakah ada kesalahan lain. Seperti apakah benar truk menerobos pintu perlintasan atau sirine yang memang terlambat bunyi.

Dalam kecelakaan ini, puluhan orang mengalami trauma dan luka. Tujuh orang dikabarkan meninggal, lima di lokasi kejadian dan dua di RS Fatmawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement