REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor terpilih Bima Arya berkomitmen menjadikan Bogor sebagai kota ramah terhadap anak kebutuhan khusus karena menilai mereka juga patut mendapat perhatian untuk dapat beraktivitas.
"Anak-anak berkebutuhan khusus, difabel perlu mendapat ruang. Tidak hanya empati tapi juga mendorong bagaimana mereka dapat berprestasi," ujar Bima Arya saat menghadiri acara peluncuran buku Sudahkan kita ramah anak special needs? karya Dewi Pandji mantan wartawan Kantor Berita Antara, di Kota Bogor, Minggu.
Bima menuturkan, Kota Bogor memiliki potensi yang cukup dalam menyediakan prasarana maupun infrastruktur bagi para penyandang cacat maupun berkebutuhan khusus.
Ia menjelaskan, mengenai anak kebutuhan khusus ada dua hal yang penting diketahui, yakni pemahaman mengenai arti anak dengan kebutuhan khusus.
Menurut dia, tidak semua orang paham apa itu kebutuhan khusus atau special needs. Termasuk dirinya yang pernah diprotes oleh komunitas autis tentang statment yang menyebutkan situasi politik Indonesia saat ini mengidap autisme sosial.
"Sangat penting memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kebutuhan khusus. Banyak yang belum paham dan belum ramah dengan anak-anak ini," ujar politisi Partai Amanat Nasional ini.
Menurut Bima, perlu ada dorongan dan motifasi bagi anak ataupun keluarga yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus.
Dorongan dan motifasi tidak hanya perhatian fisik saja, tapi juga menempatkan mereka dalam sistem pendidikan yang selayaknya.
Bima menyebutkan, tidak cukup hanya Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk anak-anak berkebutuhan khusus, tapi diperlukan sekolah inklusif.
"Kita harus memberikan ruang dan tempat yang khusus untuk anak-anak spesial ini, agar kemampuan mereka dapat dikembangkan hingga menjadikan mereka anak-anak yang berprestasi," ujar Bima.
Bima menyebutkan, untuk mewujudkan hal tersebut, ke depan pihaknya akan bekerja sama dengan komunitas serta pemerhati anak-anak berkebutuhan khusus untuk penanganannya.
Karena menurutnya, tidak cukup hanya menyediakan fasilitas tapu juga harus didorong dengan sumber daya pengajar yang handal dan memahami kebutuhan anak-anak dengan kemampuan spesial tersebut.
"Sangat memungkinkan Kota Bogor menjadi kota ramah untuk difabel dan berkebutuhan khusus. Kita akan rangkul komunitas dan pemerhati yang ada untuk menggodok apa yang dibutuhkan oleh anak kebutuhan khusus ini," kata Bima.