Ahad 08 Dec 2013 15:49 WIB

Popularitas Rhoma Irama Tidak Bisa Katrol Elektabilias PKB

Rep: Ira Sasmita/ Red: Nidia Zuraya
Rhoma Irama
Foto: Antara/Syaiful Arif
Rhoma Irama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi mengatakan sosok Rhoma Irama yang digadang menjadi kandidat calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang populer. Namun, popularitas raja dangdut tersebut hingga saat ini tidak bisa mengatrol elektabilitas PKB.

"Kalau berdasarkan riset terakhir belum terlihat sumbangsinh Rhoma Irama dalam mengatrol elektabilitas PKB. Rhoma sosok yang populer, tapi popularitasnya tidak seluruhnya diterjemahkan dalam bentuk elektabilitas," kata Burhanuddin dalam diskusi "PKB dan Masa Depan Politik Nahdliyin" di Jakarta, Ahad (8/12).

Meski begitu, Burhanuddin fenomena pencapresan Rhoma Irama sangat menarik. Popularitas Rhoma mencapai 95 persen di berbagai hasil jajak pendapat. Namun, popularitasnya tidak diikuti tingkat kesukaan yang tinggi. Harusnya, popularitas diikuti tingkat kesukaan terhadap sosok tersebut. Sayangnya, pada kasus Rhoma Irama, tingkat kesukaan terhadap pelantun hits 'Begadang' itu justru di bawah 50 persen.

Sementara elektabilitas PKB sendiri versi Indikator Politik Indonesia masih berkisar pada angka 4.7 persen. Angka yang tidak berbeda jauh dengan perolehan suara PKB pada pemilu 2009. "Artinya, nama-nama yang selama ini digadang PKB belum beri kontribusi elektoral. Karena kalau ada efeknya, suara PKB bisa lebih dr 5 persen," ujarnya.

PKB, lanjut Burhanuddin, harus menyadari sosok Rhoma Irama selain memiliki banyak penggemar juga memiliki tidak sedikit pembenci. Jika terus-menerus mengangkat sosok Rhoma, dikhawatirkan akan menciderai platform PKB sebagai partai pluralis. Lantaran seperti diketahui, Rhoma kerap mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan semangat pluralitas yang diusung PKB selama ini.

Karenanya, Burhanuddin menyarankan PKB untuk mengukur sejauh mana keseriusan pengusungan Rhoma sebagai capres. "Sebagai upaya untuk window shopping boleh. Tapi kalau kelamaan tidak sesuai dengan target awal PKB, saya kira tidak baik untuk dilanjutkan lebih jauh," jelas dia.

Untuk menetralisir kehadiran Rhoma, langkah PKB menghadirkan sosok Mahfud MD dan Jusuf Kalla sebagai kandidat capres lainnya dinilai cukup positif. Karena kedua sosok itu dinilai bisa mengangkat suara PKB, terutama di kalangan menengah ke atas.

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar mengatakan hingga saat ini PKB masih berusaha menjual tiga tokoh tersebut untuk dijadikan sebagai kandidat capres. "Yang penting sekarang kami pasarkan Rhoma, pasarkan Mahfud, pasarkan JK. Yang paling laku nanti yang jadi capresnya," kata Muhaimin.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement