Ahad 08 Dec 2013 13:41 WIB

Nasib Petani Gurem Kian Terpuruk

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Djibril Muhammad
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Nasib petani gurem di Karawang kian terpuruk. Sebab, mereka telah kehilangan area sawah yang selama ini mereka garap sendiri. Akibat kehilangan lahan garapan itu, para petani tersebut memilih untuk menjadi buruh tani.

Wakil Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Karawang Ijam Sujana, mengatakan, jumlah petani gurem di Karawang dulunya sangat banyak.

Jumlahnya lebih dari 130 ribu rumah tangga. Akan tetapi, saat ini jumlahnya mengalami penyusutan. Akibat, lahan mereka telah dijual ke petani dengan modal besar.

"Masalah utama dari petani gurem ini, yaitu kegagalan saat tanan," ujar Ijam, kepada Republika, Sabtu (7/12).

Dia menjelaskan, sejak sepuluh tahun terakhir wilayah Karawang diserang hama penggerek secara massif dan sporadis. Akibatnya, banyak petani yang mengalami gagal tanam dan panen.

Sebab, ketika usia muda, padi tersebut harus mati terserang hama penggerek. Begitu pula saat akan panen, padinya keburu terserang hama. Sehingga, mengakibatkan puso.

Kondisi itu, terus menerus terjadi sampai petani tak bisa mengendalikan lagi hama. Akibatnya, petani gurem yang lahannya kurang dari sehektare, terpaksa menjual sawah mereka. Sebab, untuk biaya tanam mayorita mereka meminjam dari rentenir.

"Jadi, setiap musim ada kegagalan tanan, hutang mereka ke rentenir akhirnya menumpuk. Terpaksa, mereka menjual sawahnya tersebut," ujar Ijam.

Kini, para petani gurem harus rela kehilangan lahannya. Tapi, mereka tetap bertani. Meskipun statusnya berubah. Dari sebelumnya pemilik lahan, kini menjadi buruh tani.

Supaya, petani gurem ini tidak kian terpuruk, lanjut Ijam, seharusnya pemerintah memberikan perlindungan. Salah satunya, membantu petani dalam mengatasi masalah hama penggerek.

Sebab, bila hama ini tak di atasi, kehidupan petani gurem akan semakin suram. Ancaman kehilangan lahan akibat gagal tanam dan panen terus menghantui mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement