REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Polres Kota Bandarlampung mengerahkan jajaran polsek setempat untuk memperketat pengamanan hingga ke perbatasan kota, menyusul perampasan sepeda motor hingga mengakibatkan tewasnya seorang mahasiswa Universitas Lampung yang ditembak perampok.
Personel Polresta Bandarlampung mengerahkan jajaran polsek di sejumlah kecamatan di Bandarlampung hingga Minggu dini hari, melakukan operasi penertiban kepada para pengguna sepeda motor di jalan hingga ke gang-gang kawasan permukiman penduduk.
Puluhan petugas kepolisian berseragam dan bersenjata api disertai petugas yang tidak berseragam menghentikan sepeda motor menjelang tengah malam hingga dini hari untuk memeriksa kelengkapan surat menyuratnya.
"Kami sedang melakukan penertiban dan operasi pengawasan, setelah kejadian mahasiswa tewas dibegal beberapa hari lalu," ujar salah satu petugas kepolisian berpakaian preman.
Pemeriksaan itu dibenarkan oleh pihak Polsek Sukarame yang menerjunkan hampir semua personelnya untuk melakukan penertiban di sejumlah jalan dan gang di kecamatan ini.
Beberapa pengguna sepeda motor, termasuk yang tidak menggunakan helm, terlihat kaget atas operasi penertiban pihak Polsek Sukarame itu. Beberapa di antaranya mencoba menghindar dan kabur, namun petugas mengejar dan menghentikan mereka untuk memeriksa kelengkapan surat menyuratnya.
Sejumlah warga pengguna sepeda motor, terutama para wanita di Bandarlampung, mengaku was-was menyusul kejadian aksi pembegalan sepeda motor dilakukan terhadap mahasiswa Unila yang terkena tembakan hingga meninggal dunia di rumah sakit pada beberapa hari lalu.
"Ngeri juga ya bawa sepeda motor sekarang, bisa jadi sasaran begal dan bisa dicelakai, selain motor kita diambil paksa," ujar Yuni, warga Sukarame.
Tempat-tempat yang rawan aksi kriminalitas pembegalan sepeda motor di Bandarlampung maupun wilayah perbatasan itu diharapkan warga dapat dilakukan pengamanan secara lebih ketat oleh pihak kepolisian agar tidak jatuh korban lagi.