Sabtu 07 Dec 2013 14:21 WIB

Mobil Listrik Alternatif Cerdas Hemat BBM

Mobil listrik jenis bus di Balai Kota Bandung, Selasa (26/11).   (Republika/Edi Yusuf)
Mobil listrik jenis bus di Balai Kota Bandung, Selasa (26/11). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Aryani menilai, mobil listrik salah satu alternatif cerdas dalam penghematan penggunaan bahan bakar minyak karena ramah lingkungan. Selain mobil listrik dapat menekan anggaran konsumsi dan subsidi BBM.

"Dalam mencari solusi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang terus meningkat, perlu dicarikan solusi yang jitu dan cerdas. Salah satu jawabannya adalah mobil listrik," kata Dewi Aryani, dalam seminar bertema "Menjajaki Potensi Pengembangan Mobil Listrik bagi Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kota Tegal di Tegal, Sabtu (7/12).

Berdasarkan data Kementerian Riset dan Teknologi pada 2013, Dewi menjelaskan, lebih dari 50 persen konsumsi BBM nasional dihabiskan sektor transportasi, lebih dari 88 persen disumbang angkutan jalan dan 32 persen digunakan untuk mobil pribadi.

Dalam makalahnya berjudul 'Kendaraan Listrik untuk Transportasi Masa Depan', Dewi yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu menegaskan upaya untuk mengurangi konsumsi BBM mutlak dilakukan pemerintah.

Calon tetap anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX itu lantas memaparkan solusi dalam pengurangan konsumsi BBM, yakni pertama, menekan konsumsi BBM untuk mobil konvensional; kedua, awasi penggunaan BBM bersubsidi; Ketiga, alihkan subsidi BBM untuk penelitian transportasi ramah lingkungan.

Ketiga langkah tersebut, menurut Dewi yang terpilih sebagai Duta Universitas Indonesia untuk Birokrasi Bersih dan Melayani, harus didukung oleh segenap pemangku kepentingan dan masyarakat. Lulusan doktor terbaik UI ini menegaskan tanpa upaya sungguh-sungguh dari Pemerintah, konsumsi BBM akan terus meningkat.

Mobil listrik dihadirkan sebagai upaya menekan konsumsi BBM dan menjadi alternatif cerdas hemat energi. Hal ini, menurut dia, harus menjadi program nasional, di samping Pemerintah perlu memikirkan bagaimana regulasi yang tepat dan efisien.

"Kami sangat menyayangkan kebijakan Pemerintah soal mobil murah atau low cost green car (LCGC) karena hanya akan menambah konsumsi BBM. Lebih baik buat pengembangan mobil listrik hingga tahap produksi," katanya.

Hingga kini, kata dia, Pemerintah melalui Kemenristek, BPPT, LIPI bersama-sama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta telah melakukan riset mobil listrik.

"Meski hasil riset masih berupa prototipe. Secara ilmiah mobil listrik sudah siap diproduksi di Indonesia," kata caleg nomor urut 2 dari PDI Perjuangan.

Seminar yang dihadiri muspida Kota Tegal dan pemangku kepentingan di bidang industri otomotif, selain menampilkan Dewi juga Arifin Nur, M.T. (peneliti LIPI Kemenristek RI); Mustaqim, S.T., M.Eng. (Dekan Fakultas Teknik Universitas Panca Sakti (UPS Tegal), dan Dr. M. Harly yang bertindak sebagai Ketua Peneliti Mobil Listrik Keselamatan Politeknik Transportasi Kota Tegal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement