Jumat 06 Dec 2013 16:18 WIB

Pemuda Muslim Minim Kemampuan Leadership

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Anggota Presidium ICMI, Muslimin Nasution.
Foto: Republika
Anggota Presidium ICMI, Muslimin Nasution.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajuan bangsa Indonesia bergantung pada kemampuan leadership (kepemimpinan) generasi muda muslimnya. Menurut Anggota Presidium Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Muslimin Nasution, Indonesia berpotensi kekurangan calon pemimpin muda Islam berkarakter.

Hal itu dikarenakan minimnya kaderisasi dan kesempatan bagi pemuda muslim berkiprah di tengah masyarakat. Menurut dia, kaderisasi kepemimpinan pemuda muslim ini penting. "Apabila ingin pemimpin muda bangsa berkualitas, selain kemampuan Alquran dan Hadist, mereka juga harus memiliki integritas kepemimpinan yang kuat," ujar Muslimin, Jumat (6/12).

Mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan ini menilai, selama ini kemampuan pemuda muslim kurang diasah. Padahal, menurut dia, pemimpin muda berkualitas seharusnya ditempa dengan proses kepemimpinan yang tidak mudah dan bukan dalam waktu yang instan.

Muslimin menyampaikan hal ini dalam rangka mengisi kuliah kepemimpinan nasional angkatan ke tujuh yang diselenggarakan oleh Ilma Center dan Kalam Salman ITB. Sebagai mantan aktivis masjid Salman ITB Bandung, Muslimin prihatin dengan kekacuan proses kaderisasi pemuda muslim saat ini.

Menurut dia kaderisasi pemimpin muslim yang paling krisis ada pada korporat dan perusahaan besar. "Pemuda muslim kini sangat minim yang berperan serta dalam sebuah korporasi. Mereka yang saat ini berada di korporasi sebagaian besar nonmuslim dan kagum pada sistem kepemimpinan model barat," keluhnya.

Karena itu, kata dia, yang dibutuhkan saat ini adalah pemuda muslim berintegritas dan siap membangun nilai korporasi. Konsep koperasi ini seperti apa yang telah disepakati para founding father Indonesia dengan ekonomi kerakyatan dan gotong royong.

Hal senada disampaikan Direktur Utama PT PLN Persero, Nur Pamudji. Ia mencontohkan minimnya calon pemimpin muda muslim di bidang energi. Nur memandang hal yang paling penting membentuk kepribadian pemimpin muda muslim adalah melalui bisnis. "Sayangnya kaderisasi pengusaha muda muslim masih sangat minim."

Di bidang energi, kata dia, peluang bisnis bagi pengusaha muda muslim sebenarnya sangat besar. Industri energi merupakan bagian penting sangat penggerak ekonomi, tapi tantangannya tidak mudah. Nur berharap kedepan akan semakin banyak generasi muda Islam yang lebih tertarik berkecimpung di dunia bisnis ketimbang mereka yang terjun sebagai politisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement