REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak Oktober-November ini sudah ada sembilan orang yang dinyatakan suspek MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus). Sampai saat ini Puskesmas se DIY tetap waspda terhadap MERS-CoV, terutama apabila ada TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dari Timur Tengah atau orang pulang haji dan umroh.
''Hasil Pemeriksaan Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Kementerian Kesehatan sudah menyatakan hasilnya negatif,'' kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie pada wartawan, di sela-sela jumpa pers, di RM. Dapur Ibu Yogyakarta, Kamis (5/12).
Kesembilan pasien tersebut dirawat di RSUD Morangan Sleman, RS JIH, RSUP Dr Sardjito, RSUD Panembahan Senopati, dan RS Bethesda. Namun kesembilan orang tersebut tidak sampai mengalami Destruct Response
Syndrome (DSR) atau gangguan pernafasan berat.
Dari sembilan orang tersebut, ada satu orang yang meninggal, Rabu pekan lalu, yakni yang dirawat di RS Bethesda, akibat penyakit penyerta. Sebetulnya kalau ada kasus MERS-CoV ringan Puskesmas bisa menanganinya, tetapi kalau sudah kategori berat harus dirujuk di rumah sakit.
Sampai saat ini Puskesmas se DIY masih mewaspadai MERS-CoV. Seandainya ada pasien yang dinyatakan positif MERS-CoV di DIY sudah Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan dua rumah sakit yang mampu menangani MERS-CoV yakni RSUP Dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Menurut Daryanto, gejala MERS-CoV ini mirip dengan Flu Burung (H5N1). Gejalanya, yaitu batuk, demam tinggi dan sesak nafas, karena virus tersebut menyerang alat pernafasan. Penyakit ini menular dari manusia ke manusia dan penularannya lewat udara.