Kamis 05 Dec 2013 15:26 WIB

Perbaikan Irigasi Hambat Pasokan Air ke Sawah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Persawahan di Bali dengan sistem irigasi subak
Foto: in-tourism.com
Persawahan di Bali dengan sistem irigasi subak

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu mengeluhkan berlangsungnya proyek perbaikan saluran irigasi.

Sebab, hal itu menyebabkan pasokan air ke lahan pertanian mereka menjadi terhambat. Pelaksanaan musim tanam pun jadi terganggu.

 

"Pelaksanaan musim tanam akhirnya jadi mundur," ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, kepada Republika, Kamis (5/12).

 

Sutatang menyebutkan, proyek perbaikan saluran irigasi itu tersebar di berbagai daerah, termasuk Kecamatan Sliyeg dan Balongan. Di kedua kecamatan tersebut, areal yang terhambat musim tanamnya seluas kurang lebih 10 ribu hektare.

 

Menurut Sutatang, selama berlangsungnya proyek perbaikan saluran irigasi, pasokan air dari hulu ke lahan-lahan sawah milik petani otomatis dihentikan. Akibatnya, lahan sawah mengalami kekurangan air dan sulit diolah untuk ditanami.

 

Sutatang mengatakan, pelaksanaan musim tanam rendeng semestinya sudah dimulai sejak pertengahan November. Namun hingga saat ini, musim tanam belum dapat terealisasi karena kurangnya pasokan air.

 

"Kalaupun ada yang sudah mulai tanam, airnya disedot dari sungai dengan menggunakan mesin pompa," tutur Sutatang.

 

Sutatang mengakui, perbaikan saluran irigasi akan menguntungkan para petani di masa depan. Namun, idealnya, proyek itu dilaksanakan saat petani tidak melakukan pengolahan lahan, yakni sekitar September-Oktober.

 

"Ini malah baru dilaksanakan pada November, justru di saat petani sangat membutuhkan air untuk memulai musim tanam," keluh Sutatang.

 

Sutatang khawatir, mundurnya pelaksanaan musim tanam rendeng akan membuat musim tanam gadu juga mundur. Padahal, jika musim tanam gadu mundur, maka lahan pertanian akan terancam kekeringan.

 

Dihubungi terpisah, Pengelola Bendung Rentang, Dasur, menjelaskan, debit air di bendung tersebut saat ini cukup tinggi.

Ia menyebutkan, debit air yang melalui saluran induk (SI) Sindupraja saat ini sekitar 33 meter kubik per detik, dan SI CIpelang sekitar 20 meter kubik per detik. "(Debit air) ini sudah cukup," ujar Dasur. 

 

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, Dikdik, membenarkan saat ini sedang dilaksanakan proyek perbaikan irigasi.

Ia mengatakan, proyek itu memang baru dapat dilaksanakan mulai November lalu. "Tidak bisa dimajukan," kata Dikdik menegaskan.

Dia menerangkan, hal itu disebabkan realisasi anggaran untuk proyek perbaikan irigasi memang membutuhkan proses yang harus ditempuh terlebih dulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement