REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Jawa Barat memperluas jaringan Bulog Mart. Ini dilakukan, untuk mengawal stabilisasi harga dan ketersediaan beras.
Menurut Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Usep Karyana, sampai 2013 pihaknya sudah mengoperasikan sekitar 9 unit Bulog Mart. "Tahun depan,kami berencana untuk menambah jaringan Bulog Mart," ujar Usep kepada wartawan, Kamis (5/12).
Menurut Usep, pihaknya memproyeksikan pada 2014, jaringan ritel Bulog tersebut bertambah sekitar 45 unit. Target ini, kata dia, cukup realitis mengingat strategi ini bisa dijalankan dengan memanfaatkan 45 gudang penyimpanan yang tersebar di kabupaten/kota di Jabar.
Bulog juga, kata dia, sudah menyusun sejumlah skema dan rencana diantaranya menggandeng sejumlah lembaga perbankan dan koperasi. Ia mengaku, belum menentukan lembaga perbankan atau koperasi mana yang akan digandeng dalam kerja sama tersebut. Karena, masih melakukan pembahasan dan pengkajian.
Dikatakan Usep, kehadiran Bulog Mart dapat menjadi acuan harga jual beras-beras berlevel premium. Karena, harga jual beras premium pada Bulog Mart relatif lebih murah daripada yang diperjualbelikan di tempat lain. "Artinya, kami menyediakan dan memperjualbelikan beras medium dan premium. Tapi, kami tidak melakukan penjualan beras raskin," katanya.
Bulog Jabar sendiri, kata dia, memastikan ketersediaan beras di Jabar sejauh ini kondisinya aman. Menurutnya, ketersediaan beras di Jabar dapat memenuhi kebutuhan hingga 4-5 bulan mendatang. "Persediaan aman karena penyerapan kami terbilang tinggi," katanya.
Hingga sekitar Oktober 2013, menurut Usep, Bulog menyerap sekitar 498 ribu ton. Menurutnya, prognosa selama 2013, serapan bisa mencapai 550 ribu ton. "Pencapaian penyerapan tahun lalu, sekitar 500 ribu ton.Kami optimis bahwa penyerapan tahun ini, minimalnya 510 ribu ton," tambah Usep.