REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina akan memperluas titik pemasangan alat sistem monitoring dan pengendalian BBM bersubsidi Radio Frequency Identification (RFID) di wilayah Jakarta.
"Untuk mempercepat pemasangan RFID di Jakarta, titik pelayanan pemasangan diperluas ke area-area publik. Seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan kompleks perumahan," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya di Jakarta, Rabu (5/12).
Kingga kini, katanya, pemasangan RFID sudah dapat dilakukan di seluruh SPBU di wilayah Jakarta yang mencapai 263 unit lokasi. "Penambahan titik pemasangan diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk memasang RFID, sehingga tidak terjadi antrean panjang," ujarnya.
Ia mengklaim, saat ini progres pelayanan pemasangan RFID cukup bagus, mencapai 70 ribu unit mobil per hari. "Sistemnya sudah 90 persen stabil, sehingga pada akhir Desember 2013 implementasinya diharapkan bisa mencakup seluruh Jakarta," katanya.
Pemasangan RFID merupakan bagian program sistem monitoring dan pengendalian (SMP) BBM yang dilaksanakan Pertamina. Program ini mengacu pada Permen ESDM No 1/2013 dan Peraturan BPH Migas Nomor 6/2013.
SMP BBM dilakukan dengan membangun dua sistem teknologi informasi, yakni di SPBU dan kendaraan. Di SPBU terdapat alat pembaca di ujung selang (nozzle) penyaluran BBM dan penyimpan data (server). Sedangkan RFID yang berbentuk cincin dipasang di mulut tangki BBM kendaraan.
PT INTI sebagai perusahaan yang ditunjuk untuk memasang RFID tersebut menargetkan 4,9 juta kendaraan roda empat atau lebih akan terpasang RFID hingga akhir Desember 2013.
Berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta atau berplat B mencapai 15 juta unit. Jumlah itu terdiri atas sepeda motor 10,5 juta dan roda empat atau lebih 4,5 juta unit.