REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi tuan rumah dalam Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai Indonesia diuntungkan dalam ajang yang diselenggarakan di Bali tersebut.
Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Airlangga Hartanto, mengatakan Indonesia memiliki keuntungan karena menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi.
"Adanya kesepakatan Bali untuk memberi pesan WTO masih relevan diantara berbagai belantara perjanjian bilateral atau multilateral," ujar Airlangga, Ahad (1/12).
Sebelumnya dalam salah satu butir dari tujuh kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia dan Pasifik (APEC), para pemimpin setuju untuk meningkatkan perdagangan intra APEC atau intra kawasan melalui fasilitas perdagangan, pembangunan kapasitas, dan memberdagakan sistem perdagangan multilateral. Para pemimpin juga sepakat untuk memastikan keberhasilan dari Konferensi Tingkat Menteri WTO di Bali.
Airlangga mengatakan dengan menjadi tuan rumah, Indonesia juga dapat membuat pendapat dari negara-negara kurang maju atau least developed country (LDC) akan didengar oleh negara-negara maju.
Ia juga optimistis tujuan yang ingin dicapai Indonesia secara multilateral akan terwujud. "Kalau usulan Indonesia sepertinya sebagai fasilitator saja," ujar dia.