REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan reorientasi dan refocussing pelaksanaan pembangunan program transmigrasi terhadap sekitar 271 permukiman transmigrasi yang berada di wilayah Papua dan Papua Barat.
Pelaksanaan transmigrasi di wilayah paling timur Indonesia ini menunjukkan keberhasilan baik dari aspek pengembangan wilayah, pembangunan pertanian, peternakan dan perkebunan, pelayanan pendidikan dan kesehatan, peningkatan kapasitas SDM, pembangunan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan pelaksanaan transmigrasi di Papua dan Papua Barat dilakukan dengan Pendekatan pengembangan wilayah dengan pembangunan dan pengembangan kawasan yang diarahkan untuk menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. ”Kontribusi transmigrasi bagi pembangunan Papua tidak hanya sekedar perpindahan penduduk, tetapi mendorong pengembangan wilayah agar mendorong tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat aktivitas ekonomi, sosial budaya, dan pemerintahan di daerah-daerah, ”kata Muhaimin.
Menakertrans Muhaimin Iskandar melakukan kunjungan kerja selama 2 hari ke Provinsi, Papua. Dalam kunjungannya ini Muhaimin dianugrahi sebagai Anak Adat Sentani oleh Orgenes Kawai atas nama masyarakat Sentani, Provinsi Papua.
Muhaimin mengatakan Kemnakertrans melakukan penyesuaian Program transmigrasi di Papua pasca reformasi dan diberlakukannya UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang dilaksanakan melalui penataan penduduk di kawasan transmigrasi.
''Untuk mempercepat peningkatan pembangunan wilayah di Papua, Pemerintah melakukan reorientasi dan refocissing program transmigrasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009,'' kata Muhaimin.
Menurut Muhaimin reorientasi dan refocussing program transmigrasi dilakukan dengan mengutamakan aspek penyiapan permukiman, aspek penyiapan SDM calon transmigran serta aspek pembinaan masyarakat dan kawasan transmigrasi oleh pemerintah pusat dan daerah.''Caranya diwujudkan melalui peningkatan kualitas permukiman yang dititikberatkan pada peningkatan sarana prasarana transportasi, penerangan dan peningkatan perekonomian masyarakat, “ kata Muhaimin.
Selain itu, kata Muhaimin untuk mendukung keberhasilan program transmigrasi juga membutuhkan dukungan dan kerja sama antar instansi lintas sektor terkait serta sinergi program pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Salah satu bukti pengembangan kawasan transmigrasi yang dibangun dan dikembangkan dengan pendekatan pengembangan wilayah adalah Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salor dan KTM Muting di Kab. Merauke serta KTM Senggi di Kab. Keerom
Tak hanya itu, kontribusi pembangunan transmigrasi dari aspek pengembangan wilayah adalah pembangunan kawasan transmigrasi di Kab. Merauke mendorong terbentuknya kabupaten-kabupaten baru yang merupakan pemekaran wilayah kabupaten Merauke yaitu kab. Boven Digoel, Kab. Mappi dan Kab Asmat. ''Dari 20 wilayah pemerintahan distrik di Kab. Merauke, 10 diantaranya adalah kawasan transmigrasi, bahkan kawasan Semangga dan kawasan Tanah Miring sudah menjadi distrik yang berada di wilayah kota Merauke,'' kata Muhaimin.
Kepada masyarakat, para ketua Suku, Ketua Adat, para ondoafi, Muhaimin menyampaikan apresiasi dan penghargaan karena para transmigran dan penduduk setempat di berbagai lokasi permukiman dapat hidup rukun berdampingan, membaur tanpa membedakan suku, asal usul, ras, agama, tradisi maupun adat istiadat.
“Kepada para warga transmigran yang sekarang sudah menjadi warga Merauke, marilah kita tingkatkan kerukunan, kedamaian dan kebersamaan dalam membangun Merauke demi peningkatan kesejahteraan, serta memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa,'' kata Muhaimin. (adv)