Jumat 29 Nov 2013 07:01 WIB

Pembangunan Jalur Lingkar Layang KA Telan Dana Rp 9 T

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Petugas memeriksa kelurusan rel di ruas jalur kereta api Kampung Bandan - Muara Angke, Jakarta Utara, Ahad (15/4). (Republika/Wihdan Hidayat)
Petugas memeriksa kelurusan rel di ruas jalur kereta api Kampung Bandan - Muara Angke, Jakarta Utara, Ahad (15/4). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana akan membangun jalur lingkar layang kereta api di DKI Jakarta.

Plt Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan, Budhi M Suyitno, mengatakan DKI Jakarta akan memiliki jalur lingkar (loopline) lebih dari satu, yakni jalur lingkar dalam dan luar dengan anggaran Rp 9 trilun.

Pada jalur lingkar dalam tersebut, akan dibangun dengan bentuk layang atau elevated dengan panjang 25,5 kilometer (km).

"Jalur lingkar layang kereta api akan dibangun di ruas timur dan barat," katanya dalam Seminar Keretaapi Perkotaan 1 Kereta Api Jalur Lingkar Layang di Hotel Borobudur, Kamis (28/11).

Persiapan pembangunan jalur lingkar layang ini akan dimulai di jalur timur pada akhir 2013. Rute yang akan dibangun di jalur timur yakni Stasiun Pondok Jati-Kampung Bandan sepanjang 9,2 km dan setinggi 8,5 km. Sementara itu, pembangunan shortcut Manggarai-Pondok Jati akan dilakukan sepanjang 2 km.

Untuk ruas barat rute yang akan dibangun yakni dari Stasiun Manggarai-Tanah Abang-Kampung Bandan sepanjang 14,3 km dan setinggi 15 km.

Selain itu, dalam pembangunan jalur lingkar layang ini juga akan disediakan peron sepanjang 200 meter untuk 10 gerbong. "Anggaran awal pembangunan Rp 700 miliar untuk jalur timur," kata Budhi.

Pembangunan ini akan dilakukan dengan empat tahap. Tahap pertama, pembangunan dilakukan dari Pondok Jati-Rajawali pada 2014.

Tahap kedua pembangunan shortcut di Pondok Jati-Manggarai pada 2015-2016. Tahap ketiga pembangunan di Rajawali-Kampung Bandan pada 2015- 2016, dan tahap keempat di rute Manggarai-Tanah Abang-Kampung Bandan pada 2015-2018.

Dengan dibangunnya jalur lingkar layang ini, jarak kedatangan antar kereta atau headway dapat mencapai tiga hingga lima menit. "Karena tidak melewati persimpangan sebidang sehingga kereta dapat meningkatkan kecepatan perjalanannya," kata Budhi.

Selain itu, dengan pembangunan ini juga tidak diperlukan rekayasa lalu lintas jalan raya. Pembangunan jalur lingkar layang, ia melanjutkan, juga dapat terintegrasi dengan moda angkutan transportasi lain dan mengembangkan stasiun berbasis TOD.

Saat ini, kondisi perlintasan kereta api di jalur lingkar terdapat 10 perlintasan sebidang di ruas timur dan lima perlintasan sebidang di ruas barat. Perlintasan-perlintasan tersebut memiliki jalur lalu lintas kendaraan yang padat. Sehingga menjadi kendala untuk memperbaiki layanan penumpang.

Sementara itu, Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono, berharap angkutan transportasi kereta api ini dapat menjadi angkutan massal di kota-kota besar di Indonesia.

Meskipun dilakukan pembangunan jalur lingkar layang, jalur lama yang ada akan tetap dipergunakan sebagai lintasan kereta api logistik menuju Tanjung Priok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement