REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hingga saat ini, angka kerusakan hutan di Jabar masih tinggi. Padahal, hutan merupakan habitat utama flora dan fauna.
Menurut Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, kerusakan hutan yang tinggi menjadi tantangan dan kendala pengembangan puspa dan satwa di Jabar.
"Praktik eksploitasi hutan yang tidak bertanggung jawab harus segera dihentikan," ujar Deddy pada Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) Tingkat Provinsi Jabar di Halaman Gedung Bank BJB, Rabu (27/11).
Menurut Deddy, kepedulian masyarakat juga masih rendah dalam menjaga populasi flora dan fauna. Sehingga, di Jabar masih marak pemburuan flora dan fauna secara liar. Begitu juga, dengan alih fungsi lahan serta pencemaran lingkungan.
Pada kesempatan tersebut, Deddy memberikan apresiasi pada kegiatan HCPSN dengan melibatkan pelajar sekolah SD sampai SMA. Sebagai generasi penerus, maka ditangan masa depan kehidupan ini berada di tangan mereka.
"Anak-anak, harus diajarkan untuk memahami, mencintai melindungi puspa dan satwa agar tidak punah," katanya.
Sementara menurut Kepala Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar, Anang Sudarna, HCPSN merupakan event lingkungan tahunan yang diperingati setiap tanggal 5 November di seluruh Indonesia. Tema HCPSN tahun ini, adalah
Puspa dan Satwa Balad Urang Sarerea, Stop Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar dan dilindungi. Tujuannya, untuk mengajak masyarakat agar lebih mencintai puspa dan satwa serta memahami peran dan fungsinya di dalam lingkungan untuk mendukung kehidupan umat manusia.
Sampai saat ini, ia mengatakan, sudah banyak peningkatan kesadaran masyarakat terkait pelestarian lingkungan. Namun, belum mencapai pada tingkat pemahaman akan pentingnya peran puspa dan satwa di dalam keseimbangan lingkungan hidup. Hal ini dibuktikan masih maraknya perburuan dan perdagangan satwa dan puspa langka.
Dalam rangka Peringatan HCPSN tahun ini, kata dia, Pemprov Jabar juga memberikan penghargaan lingkungan tingkat Provinsi Jabar bernama anugerah Raksa Prasadha 2013. Yakni, diberikan kepada Masyarakat, Institusi/ Lembaga, Kabupaten/Kota dan Dunia Usaha Yang Peduli Pada Lingkungan. Jumlah Penerima Penghargaan, 179 orang.
Anang menjelaskan, 179 Penerima Penghargaan ini terbagi dalam beberapa kategori. Yakni, 136 Penerima Penghargaan untuk Kategori Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL), 19 Penerima Penghargaan untuk Kategori Individu/ Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan, 2 Penerima Penghargaan untuk Kategori Kantor Berwawasan Lingkungan, 13 Penerima Penghargaan untuk Kategori Industri Berwawasan Lingkungan, 3 Penerima Penghargaan Untuk Kategori Pemerintah Daerah
Nominasi Peserta Program Menuju Indonesia Hijau, 3 Penerima Penghargaan Untuk Kategori Pemerintah Daerah Peyusun Terbaik Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Tahun 2012, dan 3 Penerima Penghargaan Untuk Kategori Program Kampung Iklim (PROKLIM) Tahun 2012.
Untuk menambah semarak acara, HCPSN 2013 akan dikemas dalam beberapa kegiatan. Di antaranya, Pameran Lingkungan, Pemutaran Film Lingkungan, Biodiversity Fun and Quiz, Dongeng Anak, Belajar Mendaur Ulang Sampah dan Panggung Hiburan, serta aktivitas lainnya.