REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kesatuan Pemangkuan Hutan Perhutani Purwakarta akan mengembangkan kawasan hutan mangrove Cikeong sebagai objek wisata, menyusul tingginya kawasan itu untuk ditetapkan sebagai tempat wisata.
"Tetapi perlu penataan terlebih dahulu untuk menjadikan kawasan hutan mangrove Cikeong sebagai objek wisata," kata Wakil Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Purwakarta, Rakhmat, Kamis.
Di antara penataan yang perlu dilakukan ialah akses jalan menuju kawasan hutan mangrove yang kini kondisinya rusak. Mengenai hal itu, kini Pemkab Karawang telah melakukan perbaikan.
Penataan lainnya ialah pembangunan jembatan menuju kawasan hutan mangrove, serta penataan khusus kawasan hutan mangrove yang kini kurang terpelihara dengan baik.
Menurut dia, persiapan pengembangan kawasan hutan mangrove Cikeong saat ini sudah mulai dilakukan. Targetnya, pada tahun 2015 sudah selesai persiapan-persiapan tersebut.
"Nantinya, kawasan hutan mangrove itu akan dilengkapi dengan penangkaran buaya, seperti yang ada di Blanakan, Subang," katanya.
Ia mengakui puluhan hektare areal hutan mangrove Cikeong, di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang saat ini kondisinya banyak yang rusak. Padahal kawasan hutan mangrove yang dahulu diresmikan mantan Presiden RI Soeharto sebelumnya terawat dengan baik dan kondisinya bagus.
Kerusakan hutan mangrove itu mulai terjadi sejak 1998-2002. Setelah tahun 2002 hingga saat ini, pihaknya mulai rutin melakukan perbaikan kondisi hutan mangrove tersebut.