Rabu 27 Nov 2013 19:15 WIB

Bisnis Obat Unggas Menggiurkan

Bercengkerama dengan hewan
Foto: Antara
Bercengkerama dengan hewan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pasar obat hewan untuk unggas secara nasional pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp3,2 triliun, naik sekitar 7 persen dibandingkan tahun lalu. Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) Rakhmat Nuryanto di Jakarta, Rabu mengatakan, pasar unggas memberikan kontribusi lebih dari 70 persen untuk penjualan obat-obatan hewan.

"Omzet terbesar masih pada obat jenis premiks dan biologik seperti vaksin, vitamin yang bertujuan untuk pencegahan penyakit, kemudian baru jenis pharmasetik yakni untuk mengobati penyakit," katanya di sela Seminar Nasional Perunggasan ke 9 bertema "Bisnis Perunggasan di Tengah Gejolak Nilai Tukar", di Jakarta, Rabu (27/11).

Menyinggung gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, menurut dia, hal itu tidak mempengaruhi terhadap harga obat hewan namun demikian justru kenaikan tarif bahan bakar minyak yang berdampak langsung.

Rakhmat mengakui, bahan baku untuk obat hewan masih banyak yang harus diimpor namun demikian Indonesia juga telah mampu mengekspor vaksin untuk ternak unggas dengan tujuan hingga ke 37 negara dengan nilai 650 juta dolar AS sedangkan pada tahun depan ditargetkan meningkat mencapai 850 juta dolar AS.

Menurut dia, pasar obat hewan untuk unggas di dalam negeri sebenarnya masih sangat potensial mengingat kebutuhan terhadap daging ayam semakin meningkat.Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan populasi ternak unggas untuk mengimbangi permintaan terhadap daging maupun produk unggas seperti telur di masyarakat.

Pada 2013, tambahnya, populasi ayam broiler atau pedaging (broiler) di dalam negeri mencapai 2,5 miliar ekor, ayam petelur (layer) 114,7 juta ekor, pembibitan (breeder) 20,8 juta ekor serta male layer 80,3 juta ekor.

Ia menyatakan, pada tahun depan populasi ternak unggas diperkirakan mengalami peningkatan, begitu juga konsumi daging ayam juga meningkat sehingga pasar obat hewan juga turut terdongkrak naik. Menurut dia, pasar obat hewan untuk unggas pada 2014 diperkirakan mencapai Rp5,05 triliun yang mana Rp2,9 triliun disumbang dari jenis premiks dan sisanya atau 2,1 triliun dari vaksin dan pharmasetik.

"Situasi politik 2014 tidak akan banyak mengganggu bisnis obat hewan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement