Selasa 26 Nov 2013 10:56 WIB

Jangan Belikan Anak Sekolah Sepeda Motor

Pengendara sepeda motor di bawah umur.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengendara sepeda motor di bawah umur.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG AMPEK -- Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat AKBP Sofyan Hidayat mengimbau kepada orang tua para siswa agar tidak membelikan sepeda motor kepada anak-anaknya agar terhindar dari kecelakaan lalu-lintas.

"Peran orang tua sangat penting karena pada umumnya kecelakaan lalu-lintas didominasi oleh kalangan pelajar. Padahal dalam aturan pelajar yang belum cukup umur belum bisa memperoleh surat izin mengendara," kata Sofyan di Simpang Ampek, Selasa (26/11).

Menurutnya, alangkah baiknya masyarakat mengantarkan anak-anaknya pergi ke sekolah dari pada membelikan sepeda motor karena secara psikologis mental siswa untuk memakai sepeda motor masih labil dan rawan kecelakaan.

"Kita banyak menemukan pelajar yang kebut-kebutan baik saat pergi sekolah ataupun saat pulang sekolah. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dan membhayakan bagi kalangan siswa tersebut," ujar Sofyan.

Ia mengimbau kepada orang tua hendaknya membudayakan kembali menggunakan sepeda angin bagi anak-anaknya. Tidak saja membuat anak sehat tetapi juga membuat meningkatkan kedispilinan.

Dengan bersepeda, kata Sofyan, anak-anak bisa mengatur waktu berapa lama dia pergi dari rumahnya ke sekolah sehingga dia bisa bangun tidur lebih cepat. Hal itu tentunya bisa meningkatkan disiplin memanfaatkan waktu.

"Berbeda jika ada sepeda motor, anak-anak cendrung lebih suka bersantai dan pergi ke sekolah dengan waktu yang pas-pasan sehingga bisa kebut-kebutan dan mengakibatkan kecelakaan," sebutnya.

Untuk itu pihaknya mengingatkan kepada orang tua agar menyayangi anak-anaknya dengan tidak membelikan kendaraan. Selain itu jajarannya melalui satuan lalu-lintas terus mensosialisasikannya kesekolah-sekolah.

"Selain tindakan preventif kita juga melakukan tindakan dilapangan. Sebab, anak-anak yang belum cukup umur 17 tahun belum diizinkan mengemudi," tegas Sofyan.

Dia menambahkan sejak Januari hingga akhir Oktober 2013 kecalakan lalu-lintas di Pasaman Barat mencapai 120 kasus. Dengan 75 orang meninggal dunia, luka berat 69 orang dan luka ringan 82 orang. Kecalakaan itu didominasi oleh kalangan pelajar atau berumur dari 11-20 tahun dengan jumlah 95 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement