Senin 25 Nov 2013 09:18 WIB

Penjualan Masjid Teja Suar. Ini Komentar Tokoh Cirebon

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Rokhmin Dahuri
Rokhmin Dahuri

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kabar penjualan Masjid Teja Suar di Jalan Tuparev, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengundang tanggapan dari tokoh Cirebon, Prof Dr Rokhmin Dahuri.

Ketua umum Dulur Cirebon (warga Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan yang tinggal di Jabodetabek) mengungkapkan Masjid Teja Suar diresmikan Buya HAMKA pada tahun 1976 dan belum diwakafkan pemiliknya H Amin Saelan (80 tahun), warga Cirebon yang tinggal di Jakarta.

Akhir-akhir ini, jelas Guru Besar IPB ini, H Amin Saelan sedang terlilit hutang, sehingga menjual Teja Suar kepada seorang pengusaha asal Palembang, Sumatera Selatan dan sudah diberi uang muka.

Menurut Rokhmin, rencananya pengusaha Palembang itu akan mengubah Masjid Teja Suar menjadi showroom mobil. ''Saat ini, ada pengusaha Bandung asal Cirebon sedang menyelesaikannya agar Masjid Teja Suar tidak berubah fungsi,'' jelas Rokhmin kepada Republika Senin (25/11).

Ia mengajak seluruh masyarakat Muslim Cirebon untuk terus berikhtiar, agar Masjid Teja Suar tidak berubah. ''Mari kita berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT, semoga Masjid Teja Suar tidak berubah fungsi,'' ajak pria kelahiran Gebang Mekar, Cirebon tersebut.

Sebagaimana diberitakan Republika, masyarakat Cirebon menolak penjualan Masjid Teja Suar, apalagi kemudian diubah fungsinya tidak lagi menjadi tempat ibadah.

Penolakan dan keresahan warga Cirebon, diungkapkan sejumlah pejabat. ''(Kabar) penjualan masjid telah meresahkan warga. Mereka jelas menolak karena itu merupakan tempat ibadah,'' ujar Ketua RT 01/03 Tedeng Daya, Kecamatan Kedawung, Heru Hadi Susanto.

Camat Kedawung, Kabupaten Cirebon, Azhar Riyadi mengaku tidak mengetahui benar atau tidaknya penjualan Masjid Teja Suar Cirebon yang menghebohkan masyarakat tersebut.

''Saya hanya dengar dari mayarakat kalau masjid mau dijual,'' kata Azhar. Menurut dia, jikapun dijual, pembelian akan melalui notaris karena harganya mencapai milyaran. Dia mengaku sudah berusaha mencari informasi ke sejumlah notaris di Cirebon.

Namun, mereka menyatakan belum dikontak untuk keperluan membuat akta jual beli masjid itu. ''Mungkin (notaris) di Jakarta, saya tidak tahu,'' tutur Azhar menambahkan.

lilis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement