Ahad 24 Nov 2013 22:28 WIB

Satpol PP ‘Perang’ Melawan ‘Warnet Mesum’

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Citra Listya Rini
Warnet (ilustrasi)
Foto: rripadang.co.id
Warnet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aparat Satpol PP pemerintah kota (Pemkot) Semarang akan terus mengintensifkan razia warung internet (warnet) alias internet café yang ditengarai menjadi tempat mesum anak- anak muda. Menyusul maraknya warnet, yang dalam praktiknya, justru dijadikan tempat asusila oleh para pengunjungnya. 

Kepala Satpol PP Pemkot Semarang, Gurun Risdjatmoko mengatakan, tidak ada alasan lagi untuk tidak menertibkan warnet-warnet ini. Dari beberapa kali razia yang digelar bersama aparat Polrestabes Semarang, petugasnya jamak menemukan indikasi dan bukti keberadaan warnet untuk mesum ini.

“Beberapa waktu lalu, pasangan anak baru gede (ABG) kedapatan tengah mesum dalam bilik warnet,” kata Gurun di Semarang, akhir pekan kemarin.

Dalam razia gabungan yang kembali digelar Sabtu (23/11) malam, jelasnya, kembali ditemukan kondom sisa pakai dari dalam bilik warnet. Kali ini razia dilakukan dengan sasaran sejumlah warnet/ internet café yang ada di kawasan Tembalang, Sampangan, Banyumanik, Gajahmungkur dan Jatingaleh. 

“Meski tidak mendapati pasangan yang sedang mesum dalam bilik warnet, petugas kami menemukan kondom bekas pakai di sebuah warnet di Jalan Lamongan Raya, Sampangan,” ujar Gurun.

Selain dijadikan tempat mesum, masih kata Gurun, sejumlah warnet saat ini juga diindikasikan menjadi tempat mangkal para pelajar yang bolos sekolah. Sudah banyak laporan yang masuk dari masyarakat perihal warnet yang dijadikan tempat ideal untuk bolos sekolah tersebut. 

Karena itu pihaknya tidak akan sekadar melakukan razia malam hari. “Untuk menertibkan para pelajar yang bolos sekolah razia juga akan dilakukan siang hari,” tegas Gurun. Ia menambahkan, sejauh ini pihak pengelola warnet/ internet café dianggap terlalu longgar dan banyak memberi keleluasaan bagi para pengunjung warnetnya untuk berbuat mesum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement