Ahad 24 Nov 2013 20:23 WIB

Warga Tolak Penjualan Masjid Teja Suar

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Kota Cirebon (ilustrasi)
Foto: LINGKAR JABAR
Kota Cirebon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kabar penjualan Masjid Teja Suar di Jalan Tuparev, Kabupaten Cirebon, hingga kini belum mendapat konfirmasi dari pemiliknya. Meskipun begitu, warga setempat  menyatakan penolakannya.

''(Kabar) penjualan masjid telah meresahkan warga. Mereka jelas menolak karena itu merupakan tempat ibadah,'' ujar Ketua RT 01/03 Tedeng Daya, Kecamatan Kedawung, Heru Hadi Susanto.

Heru mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, masjid tersebut telah dijual dengan kisaran harga Rp 11 miliar hingga Rp 15 miliar. Namun, dia mengaku belum mendapat laporan dari pemilik masjid itu, H Saelan. ''Padahal seharusnya lapor ke Ketua RT kalau memang sudah dijual,'' jelas Heru.

Heru mengaku mendapatkan informasi yang lain bahwa H Saelan bukan menjual masjid, melainkan hanya menjual tanah milik pribadinya.

''Saya dapat laporan, pemiliknya (H Saelan) bilang 'saya tidak jual masjid, hanya jual sebidang tanah,'' ujar Heru menirukan laporan dari warganya. Sedangkan Masjid Teja Suar memang berdiri di atas tanah milik pribadi H Saelan.

Salah satu jamaah Masjid Teja Suar, Agus S, mengatakan, berdasarkan pengetahuannya, masjid itu telah dijual kepada salah satu perusahaan otomotif seharga kurang lebih Rp 30 miliar.

Dia menyatakan, hal itu terjadi sekitar dua bulan lalu. Di lokasi masjid itupun diperkirakan nantinya akan dibangun sebuah dealer. ''Status tanah (masjid) milik (H Saelan) pribadi. Jadi pembeli tidak masalah,'' tutur Agus.

Sementara itu, Camat Kedawung, Kabupaten Cirebon, Azhar Riyadi mengaku tidak mengetahui benar atau tidaknya penjualan masjid Teja Suar Cirebon yang menghebohkan masyarakat tersebut.

''Saya hanya dengar dari mayarakat saja kalau masjid mau dijual,'' kata pria yang menjadi pejabat pembuat akta tanah (PPAT) itu, Ahad (24/11).

Azhar mengatakan, jikapun dijual, pembelian akan melalui notaris karena harganya mencapai milyaran. Dia mengaku sudah berusaha mencari informasi ke sejumlah notaris di Cirebon.

Namun, mereka menyatakan belum dikontak untuk keperluan membuat akta jual beli masjid itu. ''Mungkin (notaris) di Jakarta, saya tidak tahu,'' tutur Azhar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement