REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical' Bakrie mengatakan dia memang sudah tidak lagi berada dalam jajaran 50 besar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Meski begitu, Ical mengklaim lebih kaya dibanding calon presiden lainnya.
Ical mengatakan, tidak tercatatnya ia sebagai orang terkaya tak akan mengganggu pencapresannya. Menurutnya, dibanding pesaing atau capres lain, mantan menkokesra itu merasa lebih unggul.
"Ya nggak apa-apa, yang jelas masih cukup (persiapan pilpres). Dan kalau dibandingkan yang lain masih lebih, anda lihat saja," kata Ical usai Rapimnas Partai Golkar V, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Sabtu (23/11).
Ical sudah dua tahun berturut-turut lagi terdaftar dalam jajaran orang terkaya Indonesia. Dia masuk jajaran orang terkaya versi Forbes pada tahun 2006. Saat menjabat sebagai menkokesra, ia menempati posisi keenam orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan sekitar 1,2 miliar dolar AS.
Kekayaan Ical dalam setahun terus bertambah berkat salah satu anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di industri tambang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Pada 2007, saham BUMI terus menanjak naik dari tahun 2004 sekitar Rp 300 per lembar menjadi Rp 5.900 per saham. Sehinggaa ia dinobatkan jadi orang terkaya nomor 1 versi majalah Forbes Asia 2007.
Namun, setelah krisis ekonomi pada tahun 2008, hampir seluruh kinerja korporasi di seluruh dunia melambat. Termasuk perusahaan-perusahaan milik Ketua Umum Partai Golkar tersebut. Forbes mencatat peringkat Aburizal Bakrie merosot dari nomor satu menjadi sembilan.
Setahun setelah krisis ekonomi global, Ical berhasil naik peringkat orang terkaya Indonesia di 2009. Nilai kekayaan Aburizal meningkat tajam dibandingkan si 2008 yang hanya 850 juta dolar AS, dan ada di posisi ke-8. Pada 2009, Ical berada di posisi ke-4 dengan nilai kekayaan 2,5 miliar dolar AS.
Namun pada tahun 2010, kelompok usaha Grup Bakrie mulai terlibat banyak masalah. Kekayaan Ical merosot menjadi hanya 2,1 miliar dolar AS dan turun ke posisi 10. Kekayaan Ical terus merosot, sampai 2011, posisi Ical pun terlempar ke nomor 30. Dengan kekayaan 890 juta dolar AS.
Memasuki 2014, kekayaan Ical dan keluarganya kembali merosot gara-gara menjaminkan aset demi mencari utang, termasuk untuk BUMI Plc.