REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diam-diam aksi penyadapan oleh pihak luar dengan sasaran pemerintah Indonesia ternyata sudah meluas. Kapala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Mayjen TNI Djoko Setiadi mengatakan aksi penyadapan juga dilakukan di sejumlah kedutaan besar (Kedubes) Indonesia di luar negeri.
Tentu saja, pola penyadapan di berbagai kantor pemerintah kita di luar negeri itu berbeda-beda. Beberapa di antaranya dipasang di atas plafon di ruangan kedubes. Pemasangan alat sadap juga dilakukan di pegangan pintu, tempat alaram kebakaran, dan lain sebagainya.
Termasuk modus operandi pemasangan alat sadap. Salah satunya ketika ada pengiriman serbuk ke salah satu kedubes dimana serbuk tersebut diinformasikan membahayakan keselamatan jiwa.
Sontak semua personel yang ada di kedubes Indonesia di luar negeri itu keluar gedung mengamankan diri. Ketika itu sejumlah petugas melakukan pengambilan serbuk dan diduga memasang alat sadap.
"Kita tidak suudzon ya. Siapa yang memasang alat sadap tersebut. Sebab, setelah diperiksa kemudian ditemukan adanya alat sadap tersebut," kata Djoko kepada wartawan di kantornya, Jumat (22/11).
Tanpa mau menyebutkan nama-nama kedubes dimaksud, Djoko menambahkan, pihak kedubes sama sekali tak menyangka jika kantornya dipasang alat sadap. Karena itu, secara rutin dilakukan pemeriksan sebagai langkah deteksi dini.
"Kita tak menyangka ada alat sadap tersebut justru dipasang di alarm, siapa yang masang pun kita tak tahu," kata Djoko.