Jumat 22 Nov 2013 14:56 WIB

Ke Bali, SBY Hadiri Forum Kebudayaan Dunia

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali melakukan kunjungan kerja setelah sepekan berada di Jakarta. Kunjungan kerja dimulai pada Jumat (22/11) hingga Selasa (26/11).

Kali ini, SBY ke Bali untuk menghadiri Forum Kebudayaan Dunia (World Culture Forum/WCF) 2013. Acara yang berlangsung 24-27 November tersebut mengangkat tema 'The Power of Culture in Sustainable Development'.  

Forum dunia ini merupakan prakarsa SBY pada 2005. Diikuti 17 menteri dari berbagai negara, WCF 2013 akan diisi dengan enam simposium internasional, dan estival film kebudayaan dari berbagai negara.

Mendikbud M Nuh mengatakan, WCF merupakan satu wujud peran serta Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui diplomasi kebudayaan (cultural diplomacy). WCF akan diikuti sekitar seribu orang dari berbagai belahan dunia.

Nuh menjelaskan, salah satu faktor yang melandasi Indonesia untuk menjadi penggagas WCF adalah kesadaran bahwa kebudayaan merupakan bagian dari kehidupan. Kebudayaan, tuturnya, merupakan suatu kebutuhan jiwa.

Salah satu kegiatan dalam WCF, ujarnya, adalah simposium internasional yang dibagi menjadi enam tema. Yaitu Holistic Approaches to Culture in Development; Civil Society and Cultural Democracy; Creativity and Cultural Economics; Culture in Environment Sustainability; Sustainability Urban Development; dan Inter-faith Dialogue and Community Building.

SBY menjadi pembicara kunci dalam pembukaan resmi WCF 2013. Pembicara kunci lainnya adalah Amartya Sen, peraih hadiah nobel ekonomi 1998; Fareed Zakaria, pembawa acara CNN; dan Irina Bokova, Dirjen UNESCO.

"Kita menggagas tidak hanya untuk Indonesia semata. Tapi sharing dan promoting positive values dari berbagai negara," tuturnya.

Is mencontohkan, salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam mengatasi konflik antarbangsa adalah dengan diplomasi budaya. "Pendekatannya adalah pendekatan kebudayaan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement