REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Akhirnya konversi minyak tanah ke liquid petroleum gas (LPG) dimulai di Provinsi Bangka Belitung. Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi meluncurkan secara resmi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG.
Senior Supervisor External Relation PT Pertamina (Persero) Alicia Irzanova mengatakan, implementasi program konversi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dimulai sejak 2012, yaitu didahului kegiatan pendataan dan sosialisasi. Pada 2013, distribusi paket perdana konversi di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung berjumlah 106.016 paket dan akan didistribusikan di 17 Kecamatan, di lima Kabupaten/Kota, antara lain: Kota Pangkal Pinang lima Kecamatan, Kabupaten Bangka empat Kecamatan, Kabupaten Bangka Barat tiga Kecamatan, Kabupaten Bangka Selatan tiga Kecamatan, dan Kabupaten Bangka Tengah dua Kecamatan.
Bagi Kecamatan dan Kabupaten lainnya, kata Alicia, pemerintah merencanakan untuk segera juga dilakukan Program Konversi Minyak Tanah ke LPG pada 2014. Dia menerangkan, program konversi minyak tanah ke elpiji merupakan program pemerintah yang mulai dilaksanakan pada 2007, tepatnya pada Mei 2007 yang secara resmi diluncurkan oleh Wakil Presiden RI saat itu di Jakarta.
Pemerintah, ujar dia, menugaskan Pertamina untuk melaksakanan program konversi ini khususnya untuk pendistribusian paket perdana konversi berupa kompor satu tungku, tabung LPG tiga kg beserta isi perdananya, selang serta regulator. Paket perdana konversi ini diberikan secara gratis tanpa dipungut biaya. ''Distribusi paket perdana tersebut didasarkan pada hasil pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Ditjen Migas-Kementerian ESDM,'' kata Alicia dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11).
Alicia melanjutkan, secara nasional, realisasi distribusi paket perdana konversi sampai dengan 2012 sudah mencapai 54 juta paket yang diberikan kepada rumah tangga dan usaha mikro sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut dia, dengan telah terdistribusinya 54 juta paket perdana konversi tersebut, diikuti pula dengan penurunan penyaluran minyak tanah bersubsidi dari yang semula sebesar 830 ribu kilolter (kl) per bulan, saat ini penyaluran minyak tanah bersubsidi hanya berkisar 100 ribu kl per bulan.
Sesuai dengan perhitungan, kata dia, program konversi ini telah membawa penghematan bagi biaya subsidi yang dikeluarkan pemerintah. Sampai dengan saat ini, total penghematan bersih subsidi BBM telah mencapai lebih dari Rp 103 triliun. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan makin meluasnya daerah cakupan program konversi minyak tanah ke LPG.