Jumat 22 Nov 2013 10:08 WIB

Tak Terima Kepseknya Dimutasi, Guru Madrasah Gelar Aksi Mogok

Seorang guru sedang mengajar di madrasah (ilustrasi)
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Seorang guru sedang mengajar di madrasah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKEP -- Sebanyak 12 guru di Madrasah Ibtidayah Bujung Tanggngaya, Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep melakukan aksi mogok dalam lima hari terakhir akibat kepala sekolahnya dimutasi.

"Kami sangat prihatin dari aksi mogok 12 tenaga pengajar di sekolah ini yang menyebabkan anak-anak kami tidak bisa bersekolah seperti biasanya," kata salah seorang wali siswa MI Bujung Tangngaya, Subaedah, di Kabupaten Pangkep, Sulsel, Jumat.

Sejak Senin (18/11) lalu, para guru menolak penempatan kepala sekolah yang baru Mardiah menggantikan penjabat lama Rumallah. Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah tersebut mandek. Ratusan pelajar, yang memilih tetap berada di ruang kelas, belajar tanpa guru.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, diketahui alasan aksi mogok mengajar itu karena menilai alasan pencopotan kepala sekolah yang lama terkesan dipaksakan.

Menurut salah seorang guru yang enggan disebut jati dirinya, pencopotan tersebut hanya karena penjabat kepala sekolah yang lama dinilai tidak efektif oleh Pengurus Ranting Muhammadiyah Pangkep.

"Padahal sejauh ini, kepala sekolah yang lama, sudah memimpin sekolah kami dengan sangat baik," katanya.

Sementara Pimpinan Daerah Muhamdiyah Pangkep, Amiruddin Muhkamat, menjelaskan mogoknya para guru itu tidak dapat dimengerti. Karena sebelum melakukan pergeseran penjabat sekolah, pihaknya sudah memberi kesempatan pada para guru untuk mengutarakan pendapatnya.

"Pengangkatan pelaksana tugas kepala sekolah tersebut telah disepakati. Makanya, heran jika ada aksi mogok mengajar oleh para guru. Yang kasihan pelajarnya, karena belajar tanpa guru," kata Amiruddin.

Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya mengimbau agar pihak Dinas Pendidikan dan pihak terkait lainnya dapat membantu mencairkan persoalan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement