Jumat 22 Nov 2013 06:15 WIB

Galeri Nasional Gelar Lomba Kompetensi Dasar Pelukis

Rep: M Akbar/ Red: Hazliansyah
Pengunjung memperhatikan salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran tekstil, foto dan kebudayaan Pakistan bertajuk “Dreams Stitched in Colours” di Galeri Nasional Indonesia, jakarta Pusat, Rabu (23/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memperhatikan salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran tekstil, foto dan kebudayaan Pakistan bertajuk “Dreams Stitched in Colours” di Galeri Nasional Indonesia, jakarta Pusat, Rabu (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengingat betapa pentingnya penguasaan keterampilan menggambar (drawing) sebagai kompetensi dasar bagi para pelukis, Galeri Nasional Indonesia (GNI) menggelar 'Lomba Gambar (Drawing) Panorama Indonesia 2013.

Perlombaan telah dimulai sejak pertengahan tahun ini, dan pada 15 November 2013 telah dilakukan penjurian oleh Dewan Juri yang ditunjuk oleh GNI.

Tidak bisa dipungkiri, banyak para pelukis profesional yang pada kenyataannya tidak memiliki keterampilan menggambar tersebut. Sehingga lukisan-lukisan realis yang mereka ciptakan, kurang memiliki presisi dan komposisi objek yang tinggi.

Lomba tersebut mengambil topik penting, yaitu membaca kearifan lokal. Peserta yang dijaring berusia antara 17 - 30 tahun.

Dalam lomba yang pelaksanaannya dilakukan oleh Multi Arta Mayida, terjaring puluhan karya drawing dari berbagai pelosok Tanah Air, yang kemudian dinilai oleh Dewan Juri yang terdiri dair Ipe Ma’rup (sketser Indonesia terbaik), Ivan Sagita dan Nengah Nuarta (pelukis surealis terdepan di Indonesia), Sarnadi Adam (pelukis tema-tema Betawi), dan Hartoto Indra (dosen drawing ISI Yogyakarta).

"Untuk menentukan juara I ternyata tidak alot, kami langsung sepakat menunjuk sebuah karya yang memiliki kualitas presisi yang kuat dengan tema yang menyentuh,'' kata Sarnadi Adam, salah satu Dewan Juri.

Lebih lanjut Sarnadi menuturkan, secara teknis, para perupa muda yang ikut dalam lomba ini memperlihatkan kemampuan yang sudah piawai. Presisi dalam menggambarkan objek, tingkat informasi yang hendak disampaikan, dan unsur-unsur lain yang harus hadir pada sebuah drawing, sudah sangat kuat.

Lalu cara para seniman muda dalam membaca panorama yang ada di daerahnya, dapat terepresentasikan dengan konkret, jelas, dan bernas. Artinya, masa depan seni rupa Indonesia tidak suram. Kita memiliki calon-calon pelukis mumpuni.

Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre menyatakan, Lomba Menggambar ini merupakan salah satu program eduksi GNI dalam upaya mewadahi kreativitas masyarakat yang memiliki potensi di bidang seni gambar (drawing), menjaring data para pegiat seni drawing, memberi kesempatan kepada para seniman muda untuk mengukur pencapaian teknik dan artistik menggambar melalui semangat berkompetisi serta mewadahi aktivitas para pegiat drawing dalam mempresentasikan karya-karyanya kepada publik melalui ajang pameran.

"Lomba drawing ini selain berupaya mencari para pemenang yang meraih uang dan sertifikat, juga menjaring 50-an drawing terbaik untuk dipamerkan di Pasuruan Jawa Timur," kata TB Andre.

TB Andre juga mengatakan, melalui lomba drawing ini pula, Galeri Nasional telah memberi petunjuk kepada pelaku industri yang membutuhkan tenaga-tenaga yang memiliki skil dalam menggambar.

Setelah dilakukan penilaian, Dewan Juri memutuskan, pemenang dari Lomba Gambar ini adalah: Ignasius Dicky Takndare dengan judul karya Werupak Elosak (pinsil warna pada kertas) sebagai Juara I, Agustan dengan judul Ma’ Tinggoro Tedong (Potong Kerbau Toraja) sebagai Juara II, Rangga Jalu Pamungkas Juara III, Engga Romadioni Juara Harapan I, dan Reza Pracrisca Hasibuan sebagai Juara Harapan II.

Karya terbaik Lomba Gambar ini akan dipamerkan bersama 50 gambar terbaik sejak 27 November 2013 di Pasuraun Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement