Kamis 21 Nov 2013 15:50 WIB

Parlemen Rusia Maklumi Kemarahan Indonesia Soal Penyadapan

Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Parlemen Rusia (Duma) Nikolai Levichev mengatakan bisa memaklumi jika pemerintah dan masyarakat Indonesia marah serta gusar terhadap Australia atas tindakan penyadapan oleh negeri kangguru tersebut.

"Kami sangat memahami dan bisa memaklumi jika ada rasa marah serta kegusaran pemerintah dan masyarakat Indonesia," kata Wakil Ketua Parlemen Rusia (Duma) Nikolai Levichev dalam pertemuan dengan Wakil Ketua DPR Priyo Budisantoso di Senayan Jakarta, Kamis (21/11).

Levichev didampingi oleh Dubes Rusia Mikhail Galuzin dan rombongan bertemu Wakil Ketua DPR Priyo Budisantoso. Levichev menjelaskan kemarahan pemerintah dan masyarakat Indonesia bisa dimaklumi mengingat yang disadap bukan para pelaku teror tetapi terhadap Presiden SBY dan para pejabat negara lainnya.

Levichev juga mengakui saat ini Edward Snowden berada di Rusia dan Presiden Rusia Putin memutuskan untuk memberikan tempat dan perlindungan.

"Presiden Putin mengatakan memberikan tempat dan perlindungan kepad Edward Snowden namun dengan syarat jangan bikin persoalan dengan Amerika Serikat," kata Levichev.

Priyo mengakui pernyataan Wakil Ketua Duma tersebut melegakan. Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah Indonesia yang memanggil Dubes RI sudah tepat.

"Saya bahagia wakil Duma mendukung kebijakan kita. Mereka bisa memaklumi kenapa rakyat RI gusar dan marah," kata Priyo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement