Rabu 20 Nov 2013 20:15 WIB

2015, Desa di DIY Miliki Perpustakaan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
 Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (23/7).    (Republika/Prayogi)
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (23/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sampai saat ini sudah 438 desa di DIY yang sudah ada perpustakaan desa dan tinggal 86 desa  yang belum ada perpustakaan desa.

"Insya Allah di tahun 2015 semua desa di DIY sudah ada perpustakaan desa," kata Kepala Badan Perpustakaan Desa dan Arsip Daerah (BPAD) DIY Budi Wibowo pada wartawan, Rabu (20/11).

Kalau semua desa sudah ada perpustakaan desa, yang masih menjadi kendala adalah tidak semua desa mempunyai tenaga perpustakaan dan arsip desa.

"Untuk itu Pak Gubernur (Sultan Hamengku Buwono X) mengusulkan tenaga perpustakaan berasal dari Akademi Komunitas yang nanti pendiriannya oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga," kata Budi.

Untuk itu BPAD DIY akan membuat kurikulum bagi tenaga perpustakaan dan kearsipan. Sehingga nantinya tenaga perpustakaan dan kearsipan desa yang diambil dari Akademi Komunitas harus menguasai kurikulum tersebut.

Pembuatan kurikulum ini akan menggunakan danais (dana keistimewaan). "Obsesi kami ke depan perpustakaan dan arsip di semua kabupaten/kota se DIY harus tertata baik dan representatif," ujarnya.

Menurut dia, perpustakaan desa ini tidak harus di balai desa, melainkan bisa di rumah penduduk atau rumah kosong yang mudah diakses masyarakat desa. Tetapi untuk pengadaan dan pengelolaannya dibantu oleh pemerintah.

Di bagian lain, ia mengatakan BPAD DIY Senin (18/11) sudah melakukan proses pengajuan danais sekitar Rp 10 miliar untuk termin pertama.

Danais tersebut untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perpustakaan dan kearsipan antara lain: bimbingan teknis sekretaris desa, bimbingan teknis pengelola perpustakaan dan kearsipan Pakualaman dan Kraton, pembuatan kurikulum bagi tenaga perpustakaan dan kearsipan, rancang bangun perpustakaan, sistem kearsipan statis, pengadaan buku budaya Jawa dan Yogyakarta.

"Hari ini (red. Rabu, 20/11) saya sudah mengumpulkan 85 penerbit untuk minta daftar katalog. Nantinya akan diseleksi siapa yang bisa mengadakan buku budaya Jawa dan Yogyakarta," kata Budi.

Ia menargetkan danais sebesar Rp 10 miliar tersebut bisa terserap sekitar 80 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement