REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I Ramadhan Pohan mempertanyakan tujuan penyadapan telepon oleh intelijen Australia terhadap ibu negara Ani Yudhoyono.
"Australia itu 'lebay' (berlebihan) kalau sampai menyadap ibu Ani. Memangnya Ibu Ani merupakan ancaman bagi Australia," ujar Ramadhan ketika dijumpai di gedung Parlemen Jakarta, Rabu.
Ramadhan menilai bahwa penyadapan melalui telepon oleh intelijen Australia ini bukan hanya sekadar untuk mengambil informasi, tapi sudah merupakan pelecehan terhadap perempuan Indonesia.
"Bukan hanya terhadap Ibu Negara, tapi terhadap seluruh perempuan Indonesia. Karena yang disadap itu adalah Ibu Negara," jelas Ramadhan.
Penyadapan melalui telepon itu dinilai sudah memasuki relung privasi orang lain dan melanggar hak asasi manusia, ujarnya.
Lebih lanjut Ramadhan berprasangka bahwa penyadapan oleh intelijen Australia ini tidak hanya dilakukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan delapan orang terdekat Presiden. Namun kemungkinan ada pejabat penting negara Indonesia lainnya yang juga disadap.
"Saya curiga jangan-jangan Ketua KPK, Ketua DPR, atau bahkan Ketua MK juga disadap. Kemungkinannya terbuka, karena Ibu Ani saja juga disadap," kata Ramadhan.