REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN –- Musim hujan di Kabupaten Kuningan baru dimulai. Namun, longsor sudah melanda lima lokasi dalam beberapa hari terakhir di Kota Kuda tersebut.
Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Sri Ucu Sukmawati, menyebutkan, longsor pertama terjadi pada 17 November 2013 di RT 18 Lingkungan Talahab Kelurahan Citanggu Kecamatan Kuningan. Longsor melanda sebuah tebing di daerah tersebut.
Longsor berikutnya terjadi pada 18 November 2013 di empat titik lokasi. Yakni di RT 17 Lingkungan Talahab Kelurahan Citanggu, menyebabkan sebuah rumah warga rusak parah. Longsor lainnya di Desa/Kecamatan Ciwaru yang menyebabkan dua unit rumah terancam longsor.
Selain itu, longsor melanda Desa Cipakeum Kecamatan Maleber yang menyebabkan satu unit rumah dan jalan desa tertimbun longsor. Terakhir, longsor terjadi di Desa Pakembangan Kecamatan Garawangi yang menyebabkan ruas jalan Kuningan-Ciniru tertutup longsor. ‘’Tidak ada korban jiwa dalam semua peristiwa tersebut,’’ kata Ucu.
Ucu menambahkan, pihaknya langsung bergerak untuk menangani bencana longsor yang terjadi dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti TNI, Satpol PP, maupun Tagana.
Ucu mengungkapkan, secara geografis, geologis, hidrologis dan demografi, Kabupaten Kuningan memang memiliki tingkat kerawanan bencana longsor yang tinggi. Adapun daerah rawan bencana tanah longsor diantaranya, Kecamatan Darma, Selajambe, Subang, Cilebak, Ciwaru, Karangkancana, Ciniru, Hantara, Maleber.
Selain longsor, sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan juga rawan banjir. Di antaranya, Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, Cimahi, Cidahu, dan Kuningan.
Untuk menghadapi kerawanan kedua bencana tersebut, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan. ‘’Kami berharap seluruh unsur masyarakat pun selalu waspada, terutama dalam menghadapi puncak musim hujan,’’ katanya.