REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah kecamatan yang menjadi daerah endemis demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bertambah. Penambahan ini didasarkan hasil pemantauan yang dilakukan di sepangang 2013 ini.
"Pada 2014 nanti, jumlah daerah endemis DBD bertambah," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara, kepada ROL, Selasa (19/11).
Data sementara ada tiga kecamatan baru yang ditetapkan sebagai daerah endemis. Namun, data kecamatan tersebut belum bisa disampaikan.
Sebelumnya, Dinkes menetapkan ada sebelas kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang merupakan daerah endemis penyakit DBD. Sebab, kasus DBD di daerah tersebut cukup tinggi dibandingkan kecamatan lainnya.
Daerah endemis DBD tersebut antara lain Kecamatan Cisaat, Cibadak, Sukaraja, Sukalarang, Gunungguruh, Cicurug, Parungkuda, Kebonpedes, dan Cireunghas. Wilayah endemis DBD mayoritas terdapat di daerah utara Sukabumi yang padat penduduk.
Menurut Rika, penetapan daerah endemis didasarkan pada banyaknya kasus DBD di daerah tersebut. Hal ini untuk mempercepat penanganan penyakit yang disebarkan nyamuk 'Aedes Aegypti' itu.
Rika berujar, daerah endemis DBD mendapatkan perhatian khusus terutama pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Sehingga warga harus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah pennyebaran DBD.
Caranya, masih kata Rika, dengan meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain itu dengan membiasakan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat. "Dinkes juga menggiatkan penyuluhan ke masyarakat," ujar Rika. Kegiatan penyuluhan diharapkan meningkatkan pemahaman warga mengenai upaya penanganan penyakit DBD.
Data Dinkes Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah warga yang terkena penyakit DBD setiap tahunnya cukup tinggi. Pada 2012 lalu saja ada sebanyak 1.219 orang warga yang terkena penyakit DBD. Sebanyak 986 orang penderita di antaranya merupakan warga yang tinggal di daerah endemis.