REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wilayah DIY merupakan rawan bencana, termasuk bencana longsor, banjir, dan letusan Merapi.
Untuk penanggulangan kedaruratan yang berkaitan dengan bencana di DIY, ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia) DIY bekerja sama dengan Pemda DIY.
"Sebetulnya sudah lama ORARI bekerja sama dengan Pemda DIY, tetapi belum resmi. Pak Gubernur (red. Sultan Hamengku Buwono X) minta secepatnya ada MoU antara Pemda DIY dengan ORARI untuk penanggulangan kedaruratan," kata Wakil Ketua ORARI DIY Budi Susilo kepada wartawan.
Menurut Budi, ORARI mempunyai tugas sebagai cadangan komunikasi nasional. Ketika ada kedaruratan di DIY dan komunikasi secara umum lumpuh, ORARI DIY bertanggung jawab untuk mengomunikasikan kepada masyarakat di DIY, termasuk bencana akibat letusan Gunung Merapi.
Komunikasi ini sangat pentng dalam penanggulangan bencana, supaya cepat diatasi. ''Ketika terjadi erupsi Merapi, ORARI DIY selalu siap pemantauan sejak dini bahkan kami juga memantau dampak yang terkena Merapi.
Untuk itu ORARI bergabung dengan daerah lainnya yang terkena ancaman Merapi termasuk dengan Jawa Tengah.
ORARI DIY beranggotakan 1400 orang yang tersebar di kabupaten/kota se DIY. Semua anggota ORARI harus selalu siap siaga menanggulangi bencana. ORARI dulu dengan sekarang tentu saja berbeda.
"Kalau dulu hanya bermain-main komunikasi saja, sedangkan sekarang sudah ada sentuhan teknologi dan gerakan sosial kemasyarakatan. Apa yang dibutuhkan masyarakat ORARI harus bisa menyampaikan dan menopangnya," katanya menjelaskan.
Diakui Budi, ORARI tidak mudah menyebarkan berita yang simpang siur terutama bila terjadi bencana. ''Kami mempunyai standar kebencanaan.
ORARI punya sandi tertentu apabila berkomunikasi dengan antar anggota dan mempunyai standard kebencanaan. "Sehingga tidak mudah menyebar berita yang simpang siur," katanya mengungkapkan.