Selasa 19 Nov 2013 19:34 WIB

Kemdikbud-KONI Jajaki Kerja Sama Dirikan Akademi Olahraga Nasional

Rep: Fenny Melisa/ Red: Djibril Muhammad
M Nuh
Foto: bincangedukasi.com
M Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menjajaki kerja sama mendirikan akademi olahraga nasional atau disingkat AKORNAS.

Pendidikan formal selama satu tahun ini direncanakan membuka tiga jurusan yaitu ilmu olahraga (sport science), menejemen olahraga (sport management), dan kepelatihan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, saat ini pihaknya sedang merintis berdirinya sekolah tinggi olahraga di Palembang. Ia juga mendukung upaya KONI Pusat untuk mendirikan akademi olahraga.

"Kami dengan senang hati mendukung mulai izin operasional dan beasiswa buat siswanya," katanya pada keterangan pers yang diterima, Republika, Selasa (19/11).

Nuh mengatakan Kemdikbud memberikan kebebasan mengenai bentuk lembaganya baik berupa akademi ataupun sekolah tinggi. Intinya, kata dia, sejalan dengan kebijakan pendidikan. "Lakukan secara bertahap dan bentuk tim teknis," ujarnya.

Selama ini, Nuh melanjutkan, pihaknya secara konsisten menyelenggarakan kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional. Ia berharap, agar pembinaan olahraga dibuat terintegrasi."Koordinasikan dengan Kemenpora," katanya.

Nuh menambahkan, bersamaan dengan berlakunya Kurikulum 2013 pihaknya sedang menata dan membenahi sejumlah bidang seperti seni, budaya, dan olahraga. Khusus untuk pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) akan dimasukkan ilmu pengetahuan olahraga.

"Kita susun buku pelajaran tentang Penjaskes baik di SD, SMP, dan SMA," katanya.

Ketua Umum KONI Tono Suratman menyampaikan, pendirian akademi olahraga ini untuk mempercepat proses menambah para pelatih-pelatih olahraga yang sekarang tersebar di 61 cabang olahraga. Tanpa langkah terobosan ini, kata dia, maka akan mengalami pasang surut dalam kepelatihan olahraga.

"Saat ini kesulitan karena tidak punya pelatih-pelatih handal dalam membuat program. Mereka umumnya hanya membuat jadwal latihan karena belum mengikuti pendidikan formal," katanya.

Tono menjelaskan, setelah menyelesaikan pendidikan selama satu tahun mereka dapat melanjutkan ke jenjang diploma 2 (D2). Selanjutnya dapat menempuh dan menyelesaikan studi S1 dengan menambah dua tahun kuliah.

"Akademi ini direncanakan berdiri di lima kota yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement