Senin 18 Nov 2013 22:11 WIB

Harga Bawang Merah di Kota Cirebon Naik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Bawang merah
Foto: onionrecipes.co.uk
Bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu, merangkak naik.

Selain pengaruh musim, kondisi tersebut juga terjadi akibat habisnya masa panen di sejumlah sentra bawang merah.

 

Berdasarkan pantauan di Pasar Kanoman Kota Cirebon, Senin (18/11), harga bawang merah kualitas II (campuran) mencapai Rp 30 ribu per kg dari sebelumnya yang hanya Rp 20 ribu per kg.

Sedangkan bawang dengan kualitas rendah (kecil-kecil), kini seharga Rp 27 ribu per kg dari sebelumnya dibawah Rp 20 ribu per kg.

 

"Harga bawang naiknya bertahap," ujar seorang pedagang sayuran di Pasar Kanoman Kota Cirebon, Saeroh.

 

Saeroh menjelaskan, harga bawang merah yang saat ini Rp 30 ribu per kg, beberapa hari yang lalu hanya Rp 25 ribu per kg, dan sebelumnya lagi hanya Rp 20 ribu per kg. Kenaikan itu terjadi secara cepat dalam waktu kurang dari seminggu.

 

Saeroh mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga bawang merah. Namun, kenaikan tersebut sudah terjadi sejak di pasar induk (Pasar Jagasatru Kota Cirebon). "Saya ambilnya dari pasar induk (Jagasatru)," kata Saeroh.

 

Selain di Kota Cirebon, kenaikan harga bawang merah juga terjadi di Pasar Baru Indramayu, yang saat ini mencapai Rp 28 ribu. Padahal beberapa hari yang lalu, harganya masih Rp 24 ribu per kg.

 

Seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Tarsini, mengatakan, berdasarkan informasi dari bakulnya, kenaikan harga bawang merah di sebabkan habisnya masa panen di daerah sentra penghasil bawang merah. Di antaranya Jatitujuh, Kabupaten Majalengka dan Brebes, Jateng.

 

Selain itu, Tarsini melanjutkan, kenaikan harga bawang merah juga dipengaruhi mulai sering turunnya hujan. Menurutnya, hujan membuat pasokan bawang merah dari petani ke pasar mengalami  keterlambatan.

 

Hal tersebut dibenarkan seorang petani bawang merah dari Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Miska. Dia menjelaskan, sebelum bawang merah dibawa ke pasar, harus dijemur terlebih dulu.

Namun akibat mulai seringnya hujan, maka proses penjemuran membutuhkan waktu yang lebih lama. "Jadi pasokan ke pasar juga lebih lama," kata Miska menerangkan.

 

Sementara itu, naiknya harga bawang merah dikeluhkan para pedagang makanan. Pasalnya, kondisi tersebut membuat modal yang harus mereka keluarkan bertambah besar.

Sedangkan di sisi lain, mereka tidak bisa menaikkan harga jual makanan ataupun mensiasatinya dengan memperkecil ukuran makanan.

 

"Kalau penggunaan bawang merah dikurangi, nanti rasa makanan menjadi kurang sedap," ujar seorang pedagang makanan di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Emih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement