REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan massa yang tergabung dalam sejumlah aliansi serikat pekerja dan buruh Kota Bandung, Senin (18/11), mendatangi Kantor Wali Kota Bandung.
Mereka menggelar aksi demonstrasi, dengan tetap pada keinginannya yang menuntut besaran upah minimum kota (UMK) Bandung 2014, sebesar Rp 2,7 juta.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, sekitar seribu lebih buruh yang turun ke Jalan Wastukancana, Senin (18/11) siang, memenuhi gerbang masuk kantor wali kota.
Mereka secara tak langsung menutup total akses Jalan Wastukancana. Alhasil, arus lalu lintas di sekitar Balai Kota, seperti di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Aceh, macet.
Aparat kepolisian dari Polrestabes Bandung pun bersiaga di sepanjang lingkungan kompleks Kantor Ridwan Kamil itu.
Dari pantauan di lapangan, ribuan buruh tersebut berorasi dari atas mobil komando. Mereka satu-persatu bergantian menyuarakan tuntutannya.
Sebagian dari mereka ada yang mengibar-ngibarkan bendera serikat pekerja yang mereka bawa sejak dari titik kumpul, ada pula yang hanya ikut menyerukan orasi sang ketua aksi dari jalan dan pinggir trotoar.
Tampak para buruh sangat bersemangat menuntut hak mereka tersebut. Terik matahari tak menghalangi niat mereka yang sangat kecewa atas hasil rapat dewan pengupahan kota, yang pada 13 November lalu tak menemui titik kesepakatan.
Musik dangdut yang sekarang sering diputar di sejumlah stasiun televisi pun, mengiringi rangkaian aksi demo buruh Kota Bandung, yang akan berlangsung hingga sore di Jalan Wastukancana itu.
Sekretaris SP Tekstil Sandang Kulit (TSK) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Bandung, Selamet Utomo mengatakan, dijalankannya aksi, sebab kalangan buruh tak terima mendengar nilai UMK Bandung 2014 hanya di kisaran Rp 1,9 juta.
Sesuai nilai yang diperuntukkan bagi pekerja lajang, seluruh serikat pekerja dan buruh Kota Bandung menuntut kenaikan UMK 2014 di angka Rp 2,7 juta.
"Pak RK (Ridwan Kamil) sendiri yang mengatakan hal tersebut, bahwa upah Rp 2,7 juta adalah layak untuk buruh," kata dia kepada Republika, Senin (18/11), saat ditemui di sela-sela aksi.
Selamet menjelaskan, nilai UMK yang tak sesuai tuntutan itu, masih jauh dari harapan. Belum lagi beberapa waktu sebelum pelaksanaan rapat tripartit antara dewan pengupahan kota, pihak pengusaha, dan buruh yang deadlock pekan lalu, Wali Kota Bandung menyatakan upah senilai Rp 2,7 juta layak bagi pekerja.
"Kami ke sini untuk menuntut hal itu kembali, kami berdemo di depan kantor wali kota ini hingga sore," ucap Selamet yang juga merupakan koordinator lapangan aksi.
Ia melanjutkan, dilaksanakannya demo ini pun telah diketahui Wali Kota Bandung. Pihak kepolisian pun, telah menerima surat permohonan pengajuan digelarnya demo di kantor wali kota itu.
Para buruh itu pun berharap, dengan digelarnya aksi demo langsung di depan kantor wali kota, maka tuntutan UMK Bandung 2014 sebesar Rp 2,7 juta dapat dipenuhi. "Insya Allah, kami akan menyelenggarakan aksi selama tiga hari berturut-turut," ujarnya.
Jalannya aksi demo yang akan dilancarkan aliansi serikat pekerja/ serikat buruh se-Kota Bandung selama tiga hari itu, juga dikatakan peserta aksi.
Peserta aksi yang tergabung dalam SPSI Kosasih mengatakan, aksi demo menuntut UMK sebesar Rp 2,7 juta itu akan berlangsung tanggal 18, 19, 20 November 2013. "Hari ini, Selasa, dan Rabu besok," ujarnya.