Senin 18 Nov 2013 19:39 WIB

Mandailing Natal Produsen Ganja Yang Baru?

  Petugas kepolisian sektor Cilandak menunjukan barang bukti dan tersangka pada rilis tindak pidana menjual dan mengedarkan narkotika jenis Ganja di Polsek Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (10/6).  (Republika/Prayogi)
Petugas kepolisian sektor Cilandak menunjukan barang bukti dan tersangka pada rilis tindak pidana menjual dan mengedarkan narkotika jenis Ganja di Polsek Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (10/6). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, mulai dikenal sebagai daerah pusat produksi ganja di Pulau Sumatera setelah ditemukannya sejumlah ladang ganja.

Dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Sumut di Medan, Senin, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumut Kombes Pol Rudi Tranggono mengatakan selama ini masyarakat hanya mengetahui bahwa pusat produksi ganja di Sumatera tersebut adalah Provinsi Aceh.

Namun dengan ditemukannya sejumlah ladang ganja dalam jumlah luas di Mandailing Natal, daerah yang berlokasi di wilayah pantai barat Sumut itu mulai dianggap sebagai salah satu pusat produksi.

Ironisnya, ladang-ladang ganja tersebut justru banyak dikelola petani setempat dengan memanfaatkan lahan tertentu di lokasi yang sulit dijangkau.

Meski pihak kepolisian telah berulang kali melakukan penggerebekan dan penindakan, tetapi keberadaan ladang ganja di Mandailing Natal tersebut masih banyak ditemukan.

Setidaknya ada empat desa di Kecamatan Penyabungan Timur yang telah ditemukan memiliki ladang ganja tersebut.

Untuk mengatasi masalah itu, BNN bersama pihak kepolisian dan pemerintah daerah setempat untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan petani di daerah itu."Ada yang sudah berhasil, dari (petani) ganja menjadi nilam," kata mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Bangka Belitung itu.

Anggota Komisi E DPRD Sumut Amsal Nasution mengungkapkan keheranan dengan kondisi banyaknya ladang ganja di Mandailing Natal tersebut.

Keheranan itu muncul karena dari pengamatan selama ini, hampir tidak ada petani lokal yang kaya raya dari hasil bercocok tanam ganja.

Pihaknya menduga ada kelompok tertentu yang memiliki modal sebagai pendukung dana untuk penanaman ganja tersebut dengan memanfaatkan keberadaan Mandailing Natal yang cukup jauh. "Ada indikasi mafia bermain di sana," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement