Senin 18 Nov 2013 15:17 WIB

Pernah Disadap Australia, Hatta Rajasa: Saya Prihatin

Rep: Muhammad Iqbal / Red: Citra Listya Rini
Hatta Rajasa
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laman the Guardian, Senin (18/11), melansir sebuah dokumen rahasia dari Edward Snowden. Dalam dokumen tertanggal November 2009 itu, Badan Intelijen Australia disebut-sebut menyadap telepon selular sejumlah pembesar negeri di Indonesia.  

Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan istrinya Ani Yudhoyono, sejumlah pejabat tinggi seperti Jusuf Kalla, Boediono, Hatta Rajasa, Sri Mulyani dan Widodo AS dikabarkan turut menjadi sasaran penyadapan. 

Hatta yang dalam periode penyadapan masih menjabat sebagai menteri sekretaris negara (Mensesneg). "Saya prihatin kalau sudah ada sadap menyadap seperti itu. Kalau itu betul, maka saya tentu prihatin terhadap pola-pola seperti itu," kata Hatta di Jakarta, Senin (18/11).

Ketika menjabat sebagai Mensesneg, Hatta mengungkapkan terdapat sejumlah hal yang menyangkut rahasia negara dibicarakan.  "Karena sebagai sekretaris negara, saya pada waktu itu, banyak membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan katakanlah tidak semua harus terbuka," ujarnya. 

"Kalau yang menyangkut kerahasiaan negara, tidak boleh dibuka dan itu dilindungi oleh UU," lanjut Hatta, yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement