REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga tahun lalu, tepatnya Pada 16 November 2011, UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan dunia tak benda dari Indonesia.
Untuk memperingati pengakuan angklung oleh dunia, tepat pada pukul 10.00 WIB, di 10 tempat selama 10 detik, ratusan orang di Kota Bandung dari berbagai usia dan kalangan membunyikan angklung sekeras-kerasnya.
Sepuluh lokasi di Kota Bandung yang ikut memeriahkan hari angklung dunia tersebut, di antaranya Pendopo Wali Kota Bandung, UPI, ITB, Gedung Merdeka, Kampus Taruna Bakti, Rancabolang, Kawasan Cikapayang Dago dan Saung Angklung Udjo.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan istrinya, Giselawati memperingati angklung diakui dunia tersebut di Saung Angklung Udjo. Yakni, pada acara bertajuk Festival Musik Angklung dalam rangka memperingati 3 tahun angklung sebagai "intangible culture heritage " Sabtu (16/11) siang.
Acara yang cukup meriah itu, ditandai dengan pagelaran kolosal angklung yang dimainkan 500 siswa SMA/MTs perwakilan sekolah se Jabar. Undangan yang hadirpun turut memainkan angklung yang dipandu oleh Ketua Yayasan Saung Angklung Udjo (SAU), Sam Udjo.
Menurut Sam Udjo, SAU merupakan tempat pertunjukan terpadu yang terdiri dari tempat pertunjukan, pusat kerajinan bambu dan alat instrumen bambu. Hal itu, menjadikan SAU sebagai pusat pendidikan dan penelitian angklung sebagai sebuah karya seni dan kebudayaan sunda.
SAU, kata dia, didirikan pada 1966 oleh Udjo Ngalagena beserta istrinya tercinta, Uum Sumiati. Mereka, memiliki kemauan dan dedikasi yang kuat untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya tradisional sunda.
Dalam perjalanannya, SAU mengilustrasikan alam dan budaya dalam keharmonisan, jati diri kearifan lokal budaya Sunda.
Sementara itu, Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil beserta istrinya, Atalia Kamil ikut memeriahkan acara tersebut di Pendopo Kota Bandung. Ridwan mengatakan, angklung itu statusnya warisan dunia, maka di Bandung berinisiatif untuk mengadakan acara membunyikan angklung selama 10 detik, pada pukul 10.00 WIB.
Hal itu, kata dia, untuk membuktikan pada dunia bahwa aktivitas bermain angklung di Indonesia khususnya di Bandung makin aktif. Oleh karena itu, pihaknya membuat gerakan pada jam 10.00 WIB, di sepuluh titik dan membunyikan angklung selama 10 detik sekeras-kerasnya kemudian membawakan lagu Halo-Halo Bandung.
''Kegiatan ini, live streaming kemudian di up load ke youtube sehingga seluruh dunia menyaksikan acara ini,” katanya.
Ridwan berharap, nantinya kegiatan seperti itu dapat dilaksanakan di kota-kota lain dengan koordinasi yang lebih baik lagi. Tetapi inti dari acara ini, ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia masih peduli dan masih mengembangkan angklung sebagai kebudayaan khas Indonesia.