REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Centre for Information and Cultural Studies (CICS) Hidayat Nahwi Rasul ikut berkomentar soal Jusuf Kalla (JK) dan Nurul Arifin. Menurutnya, Nurul sebagai kader Partai Golkar tidak menghargai senior serta melupakan sejarah ketika JK pernah membawa nama baik partai tersebut sebagai wapres.
"Pak JK saat menjadi wapres selalu bekerja cepat dan solutif dalam masalah-masalah bangsa. Partai Golkar dan Nurul Arifin sebagai jubir seyogyanya meminta maaf atas kekeliruannya," kata Hidayat kepada Republika, Sabtu (16/11).
Dia mengatakan, sebagai partai besar dan tertua di Indonesia, kader Golkar seharusnya memerlihatkan cara-cara berpolitik yang santun dan bersahaja.
Apalagi, apa yg dilakukan JK saat memimpin PMI dan DMI sebagai panggilan kemanusiaan serta panggilan umat. Pernyataan Nurul pun dianggap mencederai semangat kemanusiaan. "Sebagai ketum DMI, Pak JK sedang semangat-semangatnya membenahi masjid sebagai sarana ibadah umat," ujar Hidayat.