Sabtu 16 Nov 2013 22:14 WIB

Dongkrak Budaya Membaca dengan Metode Simulasi Komprehensif

Rep: Fenny Melisa / Red: Djibril Muhammad
Membaca (ilustrasi)
Foto: darton.edu
Membaca (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR Itet Tridjajati Sumarijanto mengatakan budaya membaca masyarakat yang lemah dapat ditingkatkan dengan metode simulasi komprehensif.

"Saya kira untuk meningkatkan budaya membaca yang rendah perlu ada gerakan nasional membaca dengan metode simulasi komprehensif," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (16/11)..

Itet menuturkan metode simulasi komprehensif adalah metode untuk meningkatkan kemauan membaca masyarakat dengan cara mengeksplorasi sebuah buku melalui simulasi.

Ia mencontohkan jika di sebuah desa masyarakatnya lebih banyak petani, maka buku mengenai pertanian yang perlu dieksplorasi.

"Misalnya buku tentang bagaimana memilih pupuk, bagaimana membasmi hama, dan seterusnya. Jadi pilih buku yang benar-benar dibutuhkan untuk menarik minat baca masyarakat,"ujarnya.

Namun, hal tersebut, Itet mengatakan, tidak akan berjalan jika jumlah perpustakaan belum merata di setiap daerah. Oleh sebab itu, menurut Itet, perlu ada keseriusan pemerintah daerah (pemda) untuk lebih memperhatikan keberadaan perpustakaan daerah beserta komponen buku yang ada di dalamnya.

Lebih lanjut Itet menyatakan membaca merupakan kunci majunya pendidikan. Sebuah bangsa, kata dia, tidak bisa maju jika masyarakatnya memiliki kemauan yang lemah untuk membaca.

Ia mencontohkan negara Amerika Serikat yang rata-rata penduduknya membaca 37 judul buku per tahun. Hal tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan Indonesia. "Indonesia rata-ratanya membaca nol koma sekian judul buku per tahun," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement