Jumat 15 Nov 2013 18:43 WIB

Ribuan Warga Purbalingga Alami Kelumpuhan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dewi Mardiani
Anak yang alami kelumpuhan.
Foto: doktergaul.com
Anak yang alami kelumpuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jumlah penduduk Kabupaten Purbalingga yang mengalami kelumpuhan cukup tinggi. Wakil Bupati Sukento Ridho Marhaendrianto, menyebutkan, berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan setempat, jumlah warganya yang lumpuh mencapai sekitar 9.000 orang.

''Memang jumlahnya cukup banyak, dan belum semuanya bisa mendapat penanganan dati layanan kesehatan,'' kata Wabup, saat mengunjungi seorang anak penderita lumpuh di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, Jumat (15/11).

Dia menyebutkan, data mengenai warga penduduk yang mengalami kelumpuhan sebenarnya sudah ada. Bahkan, datanya sudah tersusun berdasarkan by name by address. Meski demikian, dia meminta Dinas Kesehatan agar kembali mendata seluruh penduduk di wilayahnya yang mengalami kelumpuhan. ''Kita ingin agar seluruh warga yang mengalami kelumpuhan tersebut, bisa tercover oleh jaminan kesehatan. Karena itu, kita minta aar didata lagi,'' jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono, menyebutkan penderita kelumpuhan di daerahnya yang terdata tersebut berasal dari beragam usia dan penyebab. ''Ada yang disebabkan karena penyakit tertentu, namun ada juga bawaan sejak lahir atau bayi,'' jelasnya.

Mengenai kasus kelumpuhan sejak bayi, menurutnya, biasanya terjadi karena saat bayi terjangkit penyakit tertentu yang kemudian berkomplikasi pada kelumpuhan. ''Kasus seperti ini banyak juga ditemukan.''

Dalam kunjungan ke Desa Bumisai, Wabup Sukento mengunjungi Wisnu Saputra (10 tahun), yang mengalami kelumpuhan sejak sejak bayi.  Sehari-hari, anak ketiga dari Rusmejo (60 tahun) yang bekerja sebagai buruh tani ini, hanya tergolek di kasus yang dihamparkan di lantai.

Terkait masalah ini, Drg Hanung menyatakan akan mengupayakan agar Wahyu bisa diperiksa oleh dokter spesialis anak maupun spesialis syaraf. Dari data awal, anak tersebut mengalami lumpuh akibat gangguan saraf. ''Kita akan evaluasi, apakah kelumpuhannya sudah permanen atau sementara. Kalau sudah permanen atau tak bisa disebuhkan, ya paling hanya bisa kita rawat agar tetap sehat,'' jelasnya.

Namun, dia berjanji, petugasnya di Puskesmas akan terus memantau kesehatan penderita. ''Untuk jangka pendek, pihaknya akan melakukan pemulihan gizi melalui pemberikan makanan tambahan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement