Jumat 15 Nov 2013 07:36 WIB

Kericuhan Sidang Pilkada Malut Imbas Hilangnya Kepercayaan Publik

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Hazliansyah
Suasana di lobi gedung Mahkamah Konstitusi yang dirusak massa yang mengamuk saat putusan sengketa ulang Pemilukada Maluku di Gedung MK Jakarta, Kamis (14/11).   (Republika/Adhi Wicaksono)
Suasana di lobi gedung Mahkamah Konstitusi yang dirusak massa yang mengamuk saat putusan sengketa ulang Pemilukada Maluku di Gedung MK Jakarta, Kamis (14/11). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Marwan Jafar meminta para hakim Mahkamah Konstitusi (MK) segera melakukan penataan internal secara lebih profesional, berintegritas, transparan, dan akuntabel.

Hal ini penting untuk mengembalikan kewibawaan lembaga MK yang mereka pimpin.

"Kewibaan MK juga mulai dipertaruhkan. Kepercayaan publik terhadap MK harus dikembalikan bersama-sama," ujar kata Marwan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/11).

Ketua DPP PKB ini menyatakan, pembenahan internal MK bisa dimulai dengan menambah jumlah aparat keamanan. Aparat juga harus bertindak tegas terhadap para pelaku kekerasan.

Dengan begitu, kata Marwan, kericuhan tidak kembali terjadi di kemudian hari. "Saya lihat di tv aparat keamanan cenderung pasif. Perilaku anarkis di dalam ruang sidang tidak boleh dibiarkan. Mereka harusnya bertindak tegas dan cepat," ujarnya.

Sebagai benteng terakhir pencari keadilan, keberadaan MK sangatlah penting. Kericuhan di MK dalam sidang sengketa pilkada Maluku kemarin dianggap Marwan sebagai imbas hilangnya kepercayaan publik terhadap MK.

"Kepercayaan publik terhadap MK mulai menurun pasca tertangkapnya AM (mantan Ketua MK nonaktif Akil Mochtar)," katanya..

Marwan menyatakan semua lapisan masyarakat mesti ambil peduli menyelamatkan MK. Jangan ada lagi aksi-aksi anarkis yang terjadi karena tidak puas dengan putusan hakim.

"Kalau tidak diperbaiki bersama-sama, bisa runtuh benaran lembaga penjaga konstitusi itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement