Jumat 15 Nov 2013 04:04 WIB

Greenomics pertanyakan permintaan Greenpeace ke Wilmar

Deforestasi Hutan di Papua
Foto: ANTARA FOTO
Deforestasi Hutan di Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Greenomics Indonesia mempertanyakan permintaan LSM lingkungan hidup Greenpeace kepada Wilmar, perusahaan minyak sawit, untuk menerapkan kebijakan non-deforestasi dalam pembangunan perkebunan sawit.

Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi di Jakarta, Kamis mengatakan, sejak Greenpeace mulai berkolaborasi dengan grup sawit Sinar Mas (Golden-Agri Resources/GAR) pada awal Februari 2011, beberapa perusahaan kelompok sawit Sinar Mas tersebut tetap melakukan deforestasi dalam pembangunan perkebunan sawitnya di Provinsi Kalimantan Barat.

"Bukti legalnya adalah beberapa perusahaan sawit Sinar Mas tercatat melakukan pembayaran Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) sebagai bukti telah dilakukan penebangan hutan alam di areal konsesinya", ujarnya.

Bahkan, lanjut Elfian, beberapa perusahaan sawit Sinar Mas terbukti menebang hutan alam di luar areal Izin Pemanfaatan Kayu (IPK).

"Justru ini aneh, mengapa deforestasi di luar areal IPK bisa terjadi pada saat Greenpeace berkolaborasi dengan grup sawit Sinar Mas", kata Elfian.

Greenomics meminta agar Greenpeace terbuka soal deforestasi yang dilakukan oleh grup sawit Sinar Mas saat dimulainya kolaborasi mereka tersebut hingga sekarang ini.

"Studi Greenomics menunjukkan, sedikitnya 100.000 pohon kayu alam komersil, telah ditebang saat dimulainya kolaborasi Greenpeace dengan grup sawit Sinar Mas hingga sekarang ini.

Padahal kolaborasi itu adalah bertemakan kebijakan non-deforestasi dalam pembangunan perkebunan sawit.

Greenpeace seharusnya membuka data deforestasi ini agar tidak menimbulkan spekulasi di balik ini", jelas Elfian.

"Buka dulu data itu, agar perusahaan-perusahaan sawit yang beroperasi di Indonesia, termasuk Wilmar, dapat mempelajari bagaimana deforestasi tetap bisa dilakukan oleh grup sawit Sinar Mas di saat kebijakan non-deforestasi diterapkan," desak Elfian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement