Kamis 14 Nov 2013 16:00 WIB

Pencegahan Banjir, Saluran Air Kota Bekasi Dibenahi

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Djibril Muhammad
 Warga menyelamatkan sepeda motor saat banjir melanda kawasan rumah di jalan H. Rohimin, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11).   (Republika/Yasin Habibi)
Warga menyelamatkan sepeda motor saat banjir melanda kawasan rumah di jalan H. Rohimin, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Masuknya musim penghujan beberapa hari ini, beberapa genangan air tampak merendam Kota Bekasi.

Dinas Binamarga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, melalui Kepala Bidang Tata Air, Disbimarta Kota Bekasi, Nurul Furqon, mengatakan kepada Republika, Kamis (14/11), akan segera membenahi saluran air yang ada di Kota Bekasi.

Menurut dia, banyak ditemui beberapa titik lokasi drainase yang setiap hujan turun dengan intensitas waktu setengah hingga satu jam, selalu meluap dan berdampak kepada tergenangnya air.

"Banyak saluran air yang ditemukan dalam kondisi mampet, beberapa diantaranya yakni di Perumnas Tiga, Juanda dan beberapa titik lainnya," katanya menjelaskan.

Secepatnya, Furqon melanjutkan, penanganan drainase ini terkendala anggaran. Untuk tahun ini saja, sambungnya, belum ada alokasi anggaran untuk perbaikan drainase ini.

Menurut dia, untuk anggaran kedepannya Disbimarta akan mengajukan anggaran untuk perbaikan dan perawatan saluran air yang ada di Kota Bekasi.

"Nilainya memang cukup besar, untuk anggaran tahun 2014 Disbimarta akan mengajukan anggaran sebesar Rp 500 miliar," ujarnya.

Saat ini, ia menambahkan, tim perencanaan tengah merancang untuk pengajuan anggaran ini. Terkait persoalan drainase di Perumnas Tiga, ia menjelaskan, persoalan ini ada beberapa alasan yang menjadi penyebabnya.

"Untuk perumnas tiga, kendalanya yakni, status topografinya yang rendah. Oleh karena itu tim perencanaan juga tengah membahas penentuan titik pengarahan arus air dari perumnas tiga ini," katanya menjelaskan.

Sebelumnya diberitakan, hujan yang mengguyur Kota Bekasi sejak pukul 13.00 WIB, menyebabkan ribuan makam di terendam air setinggi 50 centimeter. Kondisi ini semakin diperparah dengan kawasan resapan air yang berubah fungsi menjadi kawasan perumahan elit.

"Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak perumahan Summarecon berdiri saja. Saluran gorong-gorong menjadi tidak mengalir bahkan tersumbat," ungkap penjaga makam, Junaedi, kepada Republika, Rabu (13/11).

Menurutnya, kondisi seperti ini sudah terjadi sejak dua tahun ini. Namun, saat ini kondisinya semakin memprihatinkan.

Akibat seringnya tergerus air, sambungnya, sekitar 30 makam kondisinya mulai rusak. Dia menjelaskan, hingga saat ini belum ada perhatian sama sekali dari pihak Pemerintah Kota Bekasi.

"Sudah bosan saya mas. Tidak ada tanggapan sama sekali dari Pemkot. Berapa kali wartawan yang datang untuk meliput pun seakan percuma," katanya menjelaskan.

Menurut dia, kondisi saluran air di dekat TPU ini mampet semenjak perumahan elit tersebut berdiri. Hujan sesaat saja, lanjutnya, air langsung meluber ke dalam area pemakaman seluas 2.385 meter persegi.

Dia menegaskan, berharap ada tindakan serius yang bisa dilakukan pemerintah. Sebab, apabila dibiarkan, tidak menutup kemungkinan makam yang ada bisa amblas dan rata dengan tanah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement